Jadikan Karanganyar Sentra Produksi Bawang Putih, Kementan Terus Pacu Produksi Nasional
By Admin
nusakini.com, Karanganyar – Semangat swasembada bawang putih kembali digaungkan dari lereng Gunung Lawu di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Wilayah yang dikenal sebagai salah satu sentra bawang putih nasional di masa lalu ini menjadi lokasi kegiatan tanam bersama komoditas bawang putih dengan skema non-APBN, sebagai bagian dari upaya memperkuat produksi dalam negeri.
Penanaman di Tawangmangu dilakukan bersama 24 kelompok tani melalui kemitraan PT Agrindo Nusantara Jaya dan PT Langgeng Rejeki Indonesia pada Selasa (27/5/2025). Selain Tawangmangu, penanaman untuk musim tanam Mei-Juni juga dilakukan di beberapa lokasi lainnya dengan total lahan 374 hektare yang terdiri dari 109 hektare di Karanganyar, 100 hektare di Wonosobo, dan 165 hektare di Bima. Lokasi lainnya yang akan menyusul, yaitu Pekalongan, Kendal, Tegal, dan Lombok Timur.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian (Kementan), Andi Muhammad Idil Fitri, mengungkapkan bahwa sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, produksi bawang putih nasional harus ditingkatkan.
“Ini adalah tindak lanjut dari arahan khusus Bapak Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Pertanian untuk memacu kembali produksi bawang putih Nusantara. Bahkan, target produktivitas yang semula 7–8 ton per hektare kini diarahkan mencapai 20 ton per hektare. Ini tantangan, tapi saya yakin petani kita siap menjawabnya,” kata Andi Idil dalam sambutannya pada Selasa (27/5/2025).
Andi Idil menerangkan bahwa Indonesia pernah mencapai swasembada bawang putih di era 1980 hingga 1990-an. Pada tahun 1995, produksi nasional mencapai 152 ribu ton dengan luas panen 21 ribu hektare. Namun, sejak kebijakan impor dibuka secara masif, produksi nasional mengalami penurunan tajam, dan luasan tanam menyusut.
“Desa Kalisoro menjadi saksi sejarah dinamika bawang putih nasional. Di sinilah semangat swasembada kembali digelorakan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada tahun 2016-2017. Semangat itu kami lanjutkan melalui berbagai skema, termasuk APBN, swadaya petani, serta program wajib tanam dan produksi oleh importir,” ungkapnya.
Berkat program tersebut, pada periode 2017–2019, produksi bawang putih meningkat signifikan hingga mencapai 88 ribu ton pada tahun 2019, dari sebelumnya hanya 20 ribu ton. Pandemi COVID-19 sempat menekan kembali produksi menjadi 30 ribu ton pada 2022. Namun, berkat kerja keras seluruh pihak, produksi nasional pada 2024 berhasil meningkat kembali menjadi 39 ribu ton.
Produksi bawang putih saat ini terkonsentrasi di berbagai daerah seperti Karanganyar, Temanggung, Wonosobo, Magelang, Lombok Timur, Bima, Solok, dan Kerinci. Kabupaten Karanganyar menempati urutan kelima di Jawa Tengah dan ketujuh secara nasional. Tawangmangu sendiri memiliki varietas lokal unggul bernama Tawangmangu Baru yang dikenal berumbi besar. Saat ini juga sedang dikembangkan varietas baru bernama Berkah oleh pemulia lokal, Mulyono Herlambang. Varietas tersebut memiliki potensi besar dalam ukuran, aroma, dan produktivitas.
Pemerintah juga menguatkan regulasi melalui Peraturan Menteri Pertanian No. 46 Tahun 2019 yang mewajibkan importir bawang putih menanam dan berproduksi minimal 5% dari volume impornya. Skema ini secara konsisten dikawal oleh Kementan dan berkontribusi rata-rata sebesar 41,9% terhadap produksi nasional pada periode 2018–2024.
Andi Idil menyampaikan bahwa program tanam ini juga diharapkan dapat melibatkan berbagai pihak melalui kolaborasi BUMN/BUMD, koperasi, dan sektor swasta untuk mendukung petani mitra dari sisi sarana produksi dan pendampingan teknis.
“Kami percaya, jika seluruh potensi dan sumber daya dikerahkan secara optimal, kejayaan bawang putih nasional akan kembali kita raih. Semoga langkah ini menjadi bagian dari amal ibadah kita bersama untuk negeri tercinta,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana mengapresiasi langkah Kementan untuk menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai sentra produksi bawang putih lokal. Ia menyatakan siap mendukung berbagai program Kementan untuk menguatkan pangan Indonesia
"Saya sangat-sangat optimis untuk mengembalikan Karanganyar ini sebagai sentra bawang putih lokal. Kami pasti akan mendukung penuh program Kementan. Tentunya dari kami juga sangat bersyukur atas seluruh bantuan Kementan di Karanganyar. Saya yakin bahwa kita bisa mengulang kembali sejarah kejayaan bawang putih di Karanganyar, ini semua bisa tercapai kalau kita bekerja bersama-sama,” jelasnya. (*)