Kementan Dorong Pengaturan Jadwal Tanam: Produksi Harus Terkendali agar Harga Stabil

By Admin


nusakini.com,  - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong para petani untuk mengatur jadwal masa tanam untuk menjaga rantai pasok dan juga stabilitas harga di lapangan. Hal ini seiring berlimpahnya produksi komoditas tomat namun disaat bersamaan terjadi penurunan serapan pasar akibat libur lebaran.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementan, Andi Muhammad Idil Fitri menegaskan bahwa anjloknya harga tomat saat ini bukan disebabkan dari sisi produksi melainkan faktor off farm yang terkendala libur. Berlimpahnya hasil panen menunjukkan para petani berhasil meningkatkan produksi.

“Tantangannya lebih ke hilir dan distribusinya, apalagi komoditas tomat yang selama ini sangat rentan terjadi gejolak bila ada gangguan tata niaga hasil panen maupun serapan pasarnya,” katanya, Jumat, 11 April 2025.

“Pemicu anjloknya harga tomat tingkat petani itu karena terhentinya jasa angkutan logistik serta mulai menurunnya aktivitas di lapak sayuran, Pasar sayur masih sepi, sebagian besar pedagang sayur juga tentunya masih sibuk bersilaturahim dengan sanak saudaranya, tak terkecuali pelaku usaha transportasi,” tambahnya.

Meski demikian, Idil menyayangkan aksi sejumlah pengepul yang membuang hasil panen tomat karena kondisi anjloknya harga jual. Apapun kondisinya, kata Idil, pengepul dan petani harus memperkuat komunikasi untuk memanfaatkan program pendampingan yang telah disiapkan pemerintah.

“Karena itu sekali lagi, para petani dihimbau mengatur jadwal tanam dan produksi agar pasokan tidak menumpuk di waktu yang sama,” katanya.

Menurutnya, pengaturan tanam sangat pentung untuk memperlancar distribusi sehingga harga di pasar jauh lebih stabil. “Dan kami siap bantu, tapi perlu kemauan dari daerah dan kelompok tani untuk menyusun rencana tanam yang berbasis data. Kita juga mendorong pemanfaatan sistem digital untuk memantau sebaran tanaman dan potensi panen secara real-time,” katanya.

Untuk itu, Idil menambahkan pemrintah daerah melalui Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk berperan aktif mengedukasi petani soal pentingnya pengaturan masa jadwal tanam ini, seiring berakhirnya masa libur bersama, situasi distribusi dan serapan pasar lapak sayuran akan segera menuju ke situasi normal.

“Kita berharap tidak ada gejolak harga yang merugikan petani,” katanya.

Sementara itu, Sub Koordinator Analisis Pasar pada Dinas Pangan Hortikultura dan Perkebunan Propinsi Bengkulu, Sheryl Andiana menyampaikan bahwa umumnya para petani memang memaksakan panen terutama menjelang hari raya Idul Fitri untuk memenuhi kebutuhannya.

“Padahal pasar cenderung sepi dan para pedagang menutup lapaknya. Selain itu, para pelaku jasa angkutan logistik khususnya komoditas sayuran juga masih menikmati masa-masa libur, dan tentunya ini juga berimbas pada hasil panen petani yang sudah terkumpul di gudang para pengepul. Masalah berikutnya adalah stok panen tomat yang masih tertunda di gudang ini mulai banyak yang rusak dan busuk sehingga membuat para pengepul frustasi dengan membuang hasil pembelian tomat,” jelasnya. (*)