100 Pelajar se-Kota Bogor di Gembleng di KPK

By Admin

nusakini.com - Dinas Pendidikan Kota Bogor dan Dewan Harian Cabang (DHC) Angkatan 45 menggelar Kelas Pendidikan Karakter (KPK) Kamis (22/12/2016) di Ruang Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor. Sekitar 100 pelajar dari sekolah se-Kota Bogor mengikuti KPK. Program KPK merupakan ide dari Wali Kota Bogor Bima Arya untuk kembali menguatkan karakter pada generasi muda.

Selain itu, prgram KPK dikolaborasikan dengan gagasan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Edgar Suratman dengan pendidikan ngabogornya.  Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, seseorang tidak pernah tau kemana waktu akan membawanya, yang bisa dilakukan hanyalah menyiapkan masa depan dari sekarang. Diantara peserta beberapa pasti ada yang bercita-cita menjadi pemimpin atau menjadi Wali Kota. Memimpin Kota Bogor sangatlah tidak mudah karena penuh dengan persoalan. Memimpin itu awal dari kesengsaraan dan kesepian.

“Jadi jika kalian tidak siap sengsara dan kesepian jangan pernah jadi pemimpin karena kita bisa dengan mudah ditinggalkan dan jangan pernah berharap dapat menyenangkan semua orang karena akan selalu ada pro dan kontra,” ujarnya.

Jika ingin tetap menjadi pemimpin, lanjut Bima, ia mempunyai beberapa tips untuk menjadi pemimpin. Bima menegaskan, pemimpin itu seni mengelola harapan. Masyarakat, Kota Bogor mempunyai harapan, tidak mungkin untuk memenuhi semua harapan tapi lebih tidak mungkin tidak melakukan apa-apa. Maka tugas pemimpin memenuhi semua harapan, membuktikan pemimpinnya bekerja keras untuk mewujudkan mimpi warganya.

“Jangan sampai warganya menjadi tidak punya harapan persoalan segunung tapi kita tunjukan kalau kita menuju kota bebas macet, cerdas, nyaman untuk semua,” ungkap Bima.

Bima menuturkan, pemimpin juga seni menjaga keseimbangan. Ketika di waktu muda bisa mengatur waktu dengan baik maka ketika menjadi pemimpin sudah terbiasa mengelola waktu dan juga tentunya seimbang antara dunia dan akhirat. Selain itu, pemimpin itu seni melatih kesabaran, pemimpin tidak boleh hanya marah-marah dan menakuti anggotanya sebaliknya pemimpin haruslah sabar, memberikan inspirasi dan motivasi serta membangkitkan kultur baru. (kb/eg)