Oleh :Edi Kurniadi (Balai Diklat LHK Samarinda)

nusakini.com - Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Ijin (P2SPI) di Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Samarinda telah selesai. Sebanyak 360 petani dan pendamping yang terbagi ke dalam 12 angkatan telah mengikuti pelatihan tersebut. Tulisan ini mengungkapkan kesan alumni pelatihan dari delapan angkatan pertama. 

Seluruh responden merasa sangat berkesan mengikuti pelatihan karena pengalaman pertama. Pelatihan ini hanya menggunakan aplikasi zoom meeting, namun tidak mengubah semangat mengikuti pelatihan. Semangat tersebut ditunjukkan dengan mencari tempat yang ada signal serta belajar menggunakan aplikasi zoom di perangkat handphonenya. Pelatihan yang menggunakan fasilitas LMS (Learning Management System) dalam proses pengunduhan bahan ajar, pengumpulan tugas, diskusi, dan bukti kehadiran. Pada pelatihan ini juga bisa sambil makan, tiduran, leyeh-leyeh, namun tetap serius memperhatikan.

Alumni sangat bangga karena tidak semua orang berkesempatan mengikuti pelatihan tersebut. Peserta bisa bertatap langsung dengan tutor hebat. Pelatihan ini menambah wawasan tentang perhutanan sosial pasca ijin. Pelatihan ini juga sangat membantu pendamping dalam memahami tahapan pendampingan, serta dapat memotivasi pemegang ijin mengelola ijin yang mereka dapatkan. Pelatihan ini juga melatih daya pikir dan melatih membagi waktu terutama dalam menjawab soal dengan waktu terbatas. Namun demikian, peserta dari pendamping menjadi tumpuan bagi masyarakat dampingannya.

Pengalaman yang dirasa paling berkesan dalam pelatihan adalah awalnya berpikir bakalan kesulitan dengan mengajak para petani untuk mengikuti e-learning tapi ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Pada pelatihan ini bisa bertemu dengan banyak senior yang memberikan pengalaman dan saling bertukar pikiran. Kesan lainnya adanya para tutor yang handal di bidangnya memberikan masukan, arahan dan motivasi. Terutama dapat pengarahan langsung dari Dirjen PSKL, kepala Bp2SDM dan petinggi perhutanan sosial lainnya. Selain itu kerjasama yang baik dari semua pihak, khususnya para admin yang menyiapkan segalanya di belakang layar.   

Kesan lainnya adalah waktu mengerjakan tugas-tugas dari BDLHK Samarinda yang berpaju dengan waktu sampai lupa makan, minum, bahkan mandi karena serius dan bersemangat mengerjakan tugas-tugas itu supaya cepat selesai dan langsung dikirim. Panitia selalu memantau peserta pelatihan setiap saat hingga berakhirnya waktu pengumpulan tugas. Juga pada saat Ka BDLHK Samarinda mengevaluasi peserta atas tugas mandiri. 

Para alumni menganggap materi pelatihan yang sangat berguna dalam pelaksaanan di lapangan adalah materi pengelolaan dan pengembangan kawasan hutan dan lingkungan serta materi pendampingan tahap awal. Hasil survey ini sesuai dengan hasil pemantauan pada saat pembelajaran daring, dimana dua materi tersebut merupakan materi terpopuler dan banyak dibahas.

Sebagian besar alumni merasa yakin bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dalam perhutanan sosial setelah mengikuti pelatihan. Mereka mempunyai alasan karena merasa sudah dibekali dengan pelatihan, sehingga optimis bisa menerapkan di lapangan. Alasan lain adalah pengembangan potensi sangat diperlukan sekali untuk pendorong perekonomian masyarakat dan juga sebagai perlindungan lingkungan. Sementara alasan alumni yang kurang yakin dapat melakukan sesuatu yang lebih baik karena belum melakukan pendampingan pada kelompok dan belum ada pengalaman di lapangan.

Sebagian besar alumni merasa yakin dapat mensosialisaikan hasil pelatihan. Sebagian alumni sudah menyampaikan hasil pelatihan kepada kelompok tani. Alumni lain beralasan bahwa banyaknya pengetahuan yang didapat dalam pelatihan sehingga sangat mungkin bisa mensosialisasikan kepada KTH. Selain itu, karena telah memiliki role model pendampingan yang dibutuhkan. Beberapa alumni merupakan pelaku utama perhutanan sosial. Namun demikian, terdapat alumni yang merasa kurang yakin dapat mensosialisasikan karena masih belum pengalaman dan karena masih belum menguasai benar tentang aturan perhutanan sosial. 

Sebagian besar alumni mendapatkan motivasi dan inspirasi dari pelaksanaan pelatihan. Motivasi dan inspirasi tersebut karena banyak dari daerah lain yang program perhutanan sosialnya sudah sangat baik dilakukan. Selain itu karena alumni jadi lebih tahu keberadaannya dilindungi oleh Undang-undang. Beberapa rencana alumni antara lain akan berusaha bekerja keras agar menjadi model perhutanan sosial. Rencana lainnya adalah mendorong untuk menjadikan masyarakat mandiri dalam mengakses pasar, bagai mana caranya agar petani hutan sosial bisa berkembang dan sukses mengelola hutan sosial, serta bagaimana agar hutan tetap terjaga.

Setelah mengikuti pelatihan, alumni melakukan sosialisasi kepada petani sekitar area perijinan, melakukan fasilitasi perbaikan administrasi kelompok, dan menyusun RKT (kelola kelembagaan). Alumni juga melakukan penandaan batas dan zonasi blok, menjaga hutan dari kerusakan dan melestarikan berbagai macam tumbuhan (kelola kawasan). Serta kegiatan mendampingi kelompok dalam menyusun proposal bantuan dan membentuk KUPS (kelola ekonomi).

Alumni memberikan beberapa saran perbaikan untuk pelaksanaan pelatihan. Alumni mengharapkan adanya pelatihan lanjutan berupa pelatihan teknis. Pelatihan pendampingan diharapkan dapat dilaksanakan secara periodik. Masih ada alumni yang mengharapkan pelaksanaan pelatihan dengan tatap muka. Alumni menyarankan agar pelatihan ini waktunya lebih lama. Alumni juga menyarankan waktu rehat dari materi satu ke materi lainnya lebih lama. Sementara itu alumni menyarankan waktu diskusi lebih lama daripada ceramah. Saran juga disampaikan kepada tutor agar lebih memperhatikan pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Alumni mengharapkan tampilan di LMS dipermudah disesuaikan dengan tema atau materi yang diklik. 

Saran-saran lainnya adalah agar peserta pelatihan perhutanan sosial lebih banyak dari kaum milenial. Alumni dari pendamping mengharapkan tidak banyak dibebani tugas, karena beberapa pengurus kelompok kurang memahami penggunaan aplikasi sehingga pendamping sangat terbebani dengan banyaknya tugas. Sementara alumni dari petani berharap setiap pendamping selalu memberikan arahan dan pendampingan kepada kelompok di desa.

Dari hasil survey tersebut dapat dicatat beberapa hal. Pertama, penyelenggara pelatihan perlu selalu berkomunikasi dengan alumni untuk mengetahui dinamika pemanfaatan hasil diklat oleh alumni. Kedua, Alumni sangat terkesan dengan pelatihan ini, yang memberikan motivasi dan inspirasi bagi pelaksanaan pendampingan yang lebih baik. Alumni mempunyai semangat untuk mensosialisasikan dan melaksanakan ilmu yang didapat dari pelatihan. Beberapa saran dari alumni terkait waktu pelatihan, metoda pelatihan, harapan adanya pelatihan lanjutan, serta tampilan LMS sangat berguna untuk penyempurnaan pelaksanaan pelatihan di masa akan datang. Dengan pelaksanaan pelatihan yang lebih baik, diharapkan dapat membantu percepatan pelaksanaan perhutanan sosial. Dan....tujuan hutan lestari dan masyarakat sejahtera segera terwujud. Salam lima jari.