Buka SHARIF 2024, Menag Ajak Ulama hingga Cendekiawan Internasional Susun Fikih Kontemporer
By Admin
nusakini.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para delegasi Sharia International Forum (SHARIF) 2024 untuk menyusun fikih kontemporer yang relevan dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat modern. Hal ini disampaikan Menag saat membuka Forum SHARIF 2024, sebuah pertemuan ulama, cendekiawan, dan pemimpin agama Islam internasional yang digelar di Jakarta, Rabu (20/11/2024).
“Mari kita merumuskan, membuat buku baru tentang syariah Islam yang kontemporer sesuai perkembangan zaman. bahasa syariah itu harus kompatibel tanpa harus mengurangi substansi ajaran syariah. Dengan demikian syariah akan semakin jaya di permukaan bumi ini,” ungkap Menag.
Menag juga menekankan pentingnya fikih yang tidak hanya berpijak pada teks klasik, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman. “Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, dan fikih adalah alat untuk mewujudkan rahmat itu. Oleh karena itu, fikih harus terus diperbarui sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan teknologi yang berkembang,” ujarnya.
Menag juga menyebutkan sejumlah isu kontemporer yang membutuhkan pembahasan mendalam, seperti ekonomi digital berbasis syariah, hingga persoalan produk halal.
Menurutnya, istilah syariah saat ini tidak hanya yang berkaitan dengan keislaman saja, tapi sudah muncul istilah halal ‘halal food’ dan gaya hidup halal di berbagai negara dalam 10 tahun terakhir. “Berbicara syariah saat ini tidak lagi tentang agama Islam, tapi suatu tren baru untuk keadilan ekonomi di masa akan datang,” imbuhnya.
Menurutnya, tanggung jawab seorang ulama dan pemikir Islam adalah memberi panduan kepada umat. "Jangan sampai umat Islam tertinggal dalam memahami dan menyikapi perkembangan global,” tambahnya.
Menag menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam merumuskan implementasi hukum Islam dalam ranah publik. Hal itu, menurutnya, akan berdampak pada berbagai pihak. Tidak hanya umat Muslim, tapi juga warga negara lainnya.
"Hukum syariah tidak hanya berbicara tentang prinsip halal dan haram, tetapi juga menegaskan nilai-nilai universal seperti keadilan, keberlanjutan, dan inklusivitas. Forum ini diharapkan menjadi wadah untuk mempererat kerja sama lintas negara dalam mewujudkan kesejahteraan umat manusia," ujar Menteri Agama dalam sambutannya.
Menag menyebut, forum yang mengusung tema “Sharia Services by Government toward Maslahah ‘Ammah” ini juga diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret yang dapat menjadi panduan bagi umat Islam di seluruh dunia dalam menghadapi tantangan global, serta memperkuat sinergi antara ulama internasional.
Hadir dalam pembukaan SHARIF 2024, Sekretaris Jenderal International Islamic Fiqih Academy (IIFA) Koutoub Moustapha Sano, Sekjen Kemenag Muhammad Ali Ramdhani, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, delegasi dari 14 negara, serta sejumlah tokoh agama Indonesia.(*)