Bukan Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Rentan Stres

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang– Bicara soal kesehatan mental, bukan hanya orang dewasa yang bisa frustasi atau depresi, anak-anak pun bisa didera gangguan mental tersebut. Karenanya, butuh peran orang tua dalam membentuk mental serta kepribadian anak.

Menjawab persoalan itu, Ketua TP-PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo berbincang dengan psikiater RS JIH Solo, Afinia Permanasari.

Afinia mengatakan, jiwa yang sehat ditandai dengan selarasnya pikiran, perasaan, dan perilaku. Hal itu menumbuhkan tanggung jawab dan perasaan bahagia.

“Gangguan mental pada anak banyak macamnya, bisa emosional, gangguan konsentrasi, depresi, afektif bipolar, skizofrenia. Di tahap yang berat, depresi disertai ide untuk bunuh diri, serta gangguan kecemasan,” ujarnya, Rabu (20/7/2022).

Dikatakan, jika anak mengalami gangguan mental itu diindikasikan dengan beberapa tanda. Di antaranya gangguan konsentrasi, tidak ada kontak mata, tidak acuh, tidak ada empati, hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

“(kesehatan mental) anak sangat bergantung pada pola pengasuhan orang tua,” tegas Afinia.

Untuk itu, ia mengajak orang tua agar senantiasa mengikuti teori tumbuh kembang anak. Sehingga orang tua bisa mengerti tentang seluk beluk pertumbuhan mental anak. Ia juga menyarankan, orang tua mengerti tentang pola komunikasi kepada anak.

“Penting menjaga kesehatan mental, karena itu sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Ketidaksehatan mental terjadi karena stres yang menimbulkan hormon stres atau kortisol. Nah caranya dengan menciptakan suasana aman dan nyaman di rumah,” imbuhnya.

Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo mengamini hal itu. Baginya, kesehatan mental merupakan sesuatu yang bisa dipelajari. Terlebih, penanaman pola asuh yang berawal dari keluarga.

Ia mengatakan, pola asuh kini semakin berkembang. Maka, orang tua wajib memiliki pengetahuan akan hal ini.

“Didiklah anak sesuai zaman. Tidak bisa lagi dibandingkan dengan pola pendidikan dulu dan sekarang. Kalau pola anak dulu harus nurut orang tua, sekarang di era sosmed, tantangannya berbeda. Apapun yang dilakukan oleh orang tua itu direkam oleh anak-anak,” jelas Atikoh.

Oleh karena itu, dia juga menekankan pentingya pendidikan pola asuh pada TP PKK dan kader di Jateng.

“Di PKK edukasi untuk kesadaran ibu-ibu terhadap mental awareness itu penting. Tidak hanya mengelola kesehatan fisik, tapi juga mengelola stres. Bagaimana orang tua itu belajar mendampingi anak, pola komunikasi berkembang, dan bagaimana orang tua bisa dijadikan tempat untuk curhat bagi anak,” pungkas Atikoh. (rls)