Catatan Hati Seorang Sub Admin Dalam Mengawal Pelatihan Perhutanan Sosial Paska Ijin Secara Virtual

By Admin


Oleh : Efendy Payuyu, S.Hut

BDLHK Samarinda

nusakini.com - Akhirnya, penyelenggaraan Pelatihan YANG TIDAK BIASANYA ini selesai juga, bagaimana tidak…? pelatihan yang selama ini dilaksanakan secara klasikal (tatap muka) di Balai Diklat LHK Samarinda, kini dilaksanakan secara non klasikal (Mandiri Synchronous). Pelatihan secara klasikal saja, yang selama ini dilaksanakan secara rutinitas sebagai staf Seksi Penyelenggara dan Kerjasama Diklat, masih ada kendala dan masalah yang dihadapi pada setiap sudut pelatihan, apalagi pelatihan secara e_learning ini adalah hal yang Baru. 

Awalnya sudah berharap, bahwa pada masa Pandemic Covid-19 ini, pelaksanaan pelatihan dalam Postur APBN BDLHK Samarinda 2020, akan ditunda sampai pada batas waktu yang belum ditentuan. Agak kaget juga, ternyata pelatihan akan dilaksanakn secara E_learning dan akan diawali dengan pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Ijin hasil kerjasama Ditjen PSKL dan BP2SDM, dan pesertanya adalah para Petani Perhutanan Sosial. Maka terbayangkan, bahwa pelatihan ini akan banyak kendalanya, dan secara sepintas sempat berguman dalam hati “Sy ini saja sering didepan laptop dan Hand phone setiap saat, terasa bingung dengan belajar secara E_learning ini, apalagi petani ya..?”.

Aknirnya… waktunya pun tiba, saat persiapan dimulai, saya diminta oleh Kepala BDLHK samarinda (Dr. Ir. Edi Kurniadi, M.Sc) untuk menjadi sub admin dan akan didahului dengan pembekalan teknis secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting. Selama pembekalan ini, agak sedikit bingung memperhatikan para Tutor dari Pusdiklat SDM saat menjelaskan system pelatihan dalam Learning Management Sistyem (LMS). Apalagi saat dalam ruang Zoom Meeting, tiba-tiba tampil dilayar materi tentang LMS ini, yang jadi pertanyaan, bukan subtansi materinya tapi “Cara tutor tampilkan Materi dalam Zoom ini bagimana caranya yaaa?”, apa yg diklik barusan yaa?” Akhirnya konsentrasi hanya memperhatikan fitur-fitur dalam zoom dan tidak memperhatikan materi dari Tutor. Tambah bingung lagi, sebagai Sub Admin, diminta mengupload, mengedit materi dalam LMS.

Karena waktu pelaksanaan pelatihan semakin mendekat, ahirnya sempat merenung sejenak dan mencoba membaca kembali petunjuk pelaksanaan E_learning yang dishare dalam Grup WA Admin. Saya berusaha mencermati, menelaah dan ahirnya dengan penuh percaya diri MELAKSANAKAN tugas sebagai Sub Admin. Ini juga untuk merespon pertanyaan dari Bapak Kepala BDLHK Samarinda, yang saat itu terus memantau dan memonitor persiapan pelaksanaan pelatihan ini.

Periapan diawali dengan membuat Grup WA calon peserta Gelombang pertama sejumlah 64 Orang berdasarkan daftar dari BPSKL Wilayah Kalimantan yang diberikan oleh kepala Seksi Penyelenggaraan dan Kerjasama Diklat (Elfa Rifadi, S.Hut), sambil memberikan penjelasan singkat tentang system pembelajaran secara online kepada calon peserta yang sudah masuk dalam WAG, dan meminta para calon peserta untuk mendowload Aplikasi Zoom Meeting. Bagimana tidak, dalam Grup WA, hampir semua bertanya ….?

“apa itu Zoom meeting pak? 

“Kami tidak tau cara pakainya pak” 

“Hp kami saja Cuma Hp biasa pak?”..... 

Sambil senyum dan sabar…saya terus memberikan penjelasan lewat WAG yang disertai dengan gambar tata cara penggunaan Zoom Meeting untuk persiapan Sosialisasi. 

Sosialisasi secara virtual pun berjalan dengan lancar, dengan topik utama penjelasan penggunaan LMS dan meminta semua calon peserta untuk memiliki email…Maka tak bisa dihindari….sebagian besar pesertapun silih berganti menyampaikan 

“ Tidak punya email pak,…

“Bisakan Bapak bikinkan email saya?”

Sabar yang kedua dimunculkan dengan menjelaskan secara perlahan sambil memberikan contoh penggunaan email dalam LMS. Kelancaran sosialisasi adalah awal dari harapan baik.

Sebelum pembukaan pelatihan, saya terus mengutak atik LMS yang sudah berisikan materi, mulai dari data dalam bentuk gambar, video ataupun Narasi. Kebingunganpun terus melanda diri pada malam itu, dan tak henti-hentinya berkonsultasi ke Tim Pusdiklat SDM baik lewat WAG, WA Japri bahkan langsung menelpon. Belum lagi saat menjelang pembukaan, saya harus menjawab aneka ragam pertanyaan dari para calon peserta, yang cukup menambah suasana kebingungan. Ditambah lagi saat mengedit LMS, kadang jaringan tidak stabil, sehingga untuk mengupload jadwal dalam bentuk gambar saja, sering menghabiskan waktu yang cukup lama, Laptop juga tak terhindarkan sering truble dan tiba tiba mati.

Saat Pembukaan dimulai, perasaaan cukup tegang juga, bagaimana tidak ….Suara-suara riuh dari para calon peserta kurang bisa dikontrol. Maka tugas Sub Admin yang saat itu masih merangkap host, adalah mata terus menatap ke setiap peserta zoom meeting. Belum lagi menjawab WAG perserta, yang banyak menyampaikan “ saya tidak bisa masuk zoom meeting pak” saya sudah ke gunung ini tapi sinyal hilang-hilang pak”, belum lagi ada yang langsung menelpon padahal acara pembukaan baru saja dimulai yang membutuhkan konsentrasi pada pikiran yang lagi tegang. Maka sabar dan senyumpun harus tampil pertama dalam menuntaskan masalah ini. Karena kenapa..!?? mau marah…..lagi puasa…..mau lempar laptop….laptop baru….? Hmmm…

Pembukaan dan pembelajaran pada hari ke -1 terlewati dengan aman dan lancar, dan yang jadi catatan pertama adalah, melakukan speak kontrol agar tidak riuh dalam pembelajaran, sebagaimana pesan Kepala Badan P2SDM (Ir. Helmi Basalamah, M.M) saat evaluasi pelaksanaan pelatihan ini, karena sayapun pernah lupa menonaktifkan speaker saya pada posisi mute, yang menyebabkan perbincangan saya dengan Kepala SPKD, terdengar sampai di ruang belajar zoom meeting.

Tak berhenti sampai disitu, saya terus membuka LMS, mencermati serta mempelajari konten yang sudah dibuat oleh Tim Pusdiklat SDM. Sambil belajar memperbaiki dan bongkar pasang materi-materi yang sudah ada, walau terkadang saat mengupload materi, butuh kesabaran juga ketika jaringan lelet saat menunggu materi bisa tampil di LMS sesuai dengan arahan pengajar. Agar tidak terasa tergesa gesa dan bosan menunggu materi terupload di LMS, saya bisa mengisi waktu menunggu itu dengan membaca WAG yang masuk, bahkan bisa sambil menggendong si bayi kecil saat bekerja di rumah (WFH).

Hari ke-2 sampai hari ke-4 saat penutupan gelombang pertama, terlewati juga, walaupun dalam rangkaian proses itu masih terus menghadapi pertanyaan atau permintaan dari para peserta perihal cara uplaod tugas, cara download materi, gak bisa upload lah, cara evaluasi, kok nilai evaluasi tidak muncullah, dan banyak lagi pertayaan, bahkan saat tengah malampun, saya sempat membantu peserta untuk melakukan evaluasi/ujian quis, dan mengupload Tugas Mandiri. Bahkan ada 1 kelompok yang masih harus dibantu untuk download sertifikat, 4 hari setelah penutupan gelombang ke-2, karena kendala jaringan yang harus ditempuh perjalanan 40 Km, itupun disaat sudah dapat jaringan masih saja sulit login masuk LMS, apalagi ada beberapa peserta yang tidak memiliki HP android sehingga harus bergantian untuk masuk LMS. 

Ungkapan Rasa terima kasih pakai bahasa Banjarpun keluar dari peserta itu ketika saya sampaikan bahwa Sertifikat mereka sudah saya download.“ dengan kalimat :

“Waduh mengalihi pian pak ae.. Kami pas dijalan dari lokasinya sampai rumah tutup aplnya. Terima kasih pak”. Dan sayapun harus meminta tolong teman untuk mengartikannya.

Akhirnya, Pelatihan Program Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Ijin sebanyak 3 gelombang dengan jumlah peserta 184 Orang, dapat dilaksanakan dengan lancar, kini petani perhutanan sosial menjadi Petani Digital atau saya menyebutnya E_petani.

Tulisan-tulisan mengenai pelatihan secara e-learning ini hampir mewarnai disetiap sudut berita Media Online KLHK, yang banyak dishare disemua grup WA yang saya miliki. 

Saya pun mencoba meyampaikan Catatan Hati Seorang Sub Admin selama mengawal pelatihan ini. Semoga pelatihan ini akan memberi manfaat bagi petani Perhutanan Sosial dalam meningkatkan kesejahteraannya juga mewujudkan Hutan Lestari walau ditengah pandemic Covid-19, sebagaimana pesan Bapak Dirjen PSKL (Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc.)