Catatan M. Nigara, Shin Tae-Yong, Mulai Latihan Tertutup

By Abdi Satria


"TERTUTUP!" kata Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri ketika ditanya soal latihan tim nasional U20 kita yang akan diterjunkan di Piala Dunia tahun depan.

Model latihan seperti itu untuk tim-tim yang akan berlaga di event sebesar World Cup adalah lumrah. Saya mengalaminya saat meliput Piada Dunia tahun 1990 di Italia. 

Saat itu, timnas Kamerun dengan bintang utamanya Roger Milla dan Mabuang Kessak akan berlatih, di Milan, wartawan dari manca negara sudah siap-siap untuk meliput. Tapi dilarang petugas FIFA, karena pelatih asal Uni Soviet Valery Nepomnyashchy yang menanganinya ingin merahasiakan strateginya.

Begitu juga saat saya dan beberapa teman wartawan dari Indonesia yang akan meliput tim nasional Prancis di Piala Eropa 1992, di Swedia. Michel Platini, pelatih Prancis, meminta seluruh wartawan yang sudah terlanjur berada di sekitar lapangan, keluar.

Tidak hanya itu, mendekati markas tim peserta Piala Dunia saja, wartawan dilarang. Apa yang dilakukan itu semata-mata agar lawan tidak dapat mengantisipasi tentang tim mereka.

Jangankan sudah di tingkat itu, saya punya pengalaman pribadi di tahun 1983. Waktu itu kualifikasi Olimpiade Los Angeles, 1984, Indonesia menjamu Arab Saudi. Saya memperoleh tugas dari bos saya, Bang Valens Doi untuk mewawancarai Majed Abdullah, bintang Arab Saudi.

Hotel Hilton (sekarang Sultan) yang dijadikan markas Arab Saudi, ditutup untuk para wartawan. Saya akhirnya bisa bisa menembusnya, dan memasang foto Majed dengan kaki kanan digips, akibat cedera saat bertarung sebelumnya dengan Malaysia.

Sontak manajer Arab Saudi mengamuk. Dan redaktur olahraga harian Kompas tempat saya bekerja memperoleh surat protes resmi. Beruntung kasus berhenti sampai di situ.

Tidak melanggar

Sekedar mengingatkan, pekerjaan wartawan sesungguhnya sangat mirip dengan pekerjaan intel. Bedanya, wartawan melaporkan ke publik, intelejen justru untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Salah satu yang dapat mengantisipasi laporan wartawan adalah kubu lawan.

Kembali ke timnas U20 kita dan pernyataan dirtek PSSI, Indra Sjafri yang mengatkan STY minta latihan tidak diliput. Sekali lagi, hal itu adalah hak sang pelatih. Hal itu tidak bertentangan dengan UU Pokok pers.

Maklum dalam UU Pokok Pers: Pasal 18, menyebutkan: Orang yang Menghambat dan Menghalangi Kerja Wartawan Dapat Dipidana. Ancaman hukuman badannya dua tahun penjara dan denda Rp 500 juta.

Jadi, perlu saya kemukakan bahwa langkah STY untuk berlatih secara tertutup itu, tidak melanggar. Apa yang dilakukannya itu ada bagian dari strategi penting.


M. Nigara

Wartawan Sepakbola Senior