Dapat Bantuan Mesin Jahit, Hikmah : Alhamdullah, Bisa Punya Penghasilan Sendiri

By Abdi Satria


nusakini.com-Pekalongan- Binar bahagia tak dapat disembunyikan Nur Hikmah. Perempuan 46 tahun itu semringah, usai diberi bantuan mesin jahit oleh TP-PKK Pusat. Ia berharap, dengan mesin jahit itu ia bisa melanjutkan hidup, setelah ditinggal mati suaminya.

Ditemui usai pemberian bantuan, Hikmah menumpahkan kisahnya. Setahun ditinggal meninggal suaminya, warga Sapuro Kebulen, Pekalongan Barat ini sempat limbung. Karena, saat itu ia hanya ibu rumah tangga yang tak memunyai keterampilan.

Padahal, Hikmah harus menafkahi anak keduanya yang masih belajar di pondok. Sedangkan, putra pertamanya bekerja tak tentu. Sampai pada titik terendah, Hikmah harus menerima belas kasihan tetangga yang memberikan makan pada keluarganya.

“Tetapi saya ingat wejangan almarhum suami saya, supaya tidak merepotkan orang lain,” kenangnya, di balai latihan Dian Pelangi Pekalongan, Jumat (26/11/2021).

Hal itulah yang menguatkan hatinya. Sampai kemudian ia mendengar ada informasi pemberian bantuan mesin jahit.

“Alhamdulillah sekali bisa menambah keterampilan dan mewujudkan cita-cita saya menjadi penjahit. Harapannya ya bisa jahit di rumah dan punya penghasilan,” imbuhnya.

Kini, harapan Hikmah sederhana. Yakni menikahkan putra tertuanya dan membiayai sekolah anak ke duanya.

Gandeng Baznas

Ketua Umum PKK Pusat Tri Suswati Tito Karnavian bersama Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo memberikan 60 mesin jahit pada warga Kota Pekalongan. Selain itu, PKK juga menggandeng Baznas Jateng untuk memberikan modal usaha pada ibu-ibu tersebut.

Ketua Baznas Jateng Ahmad Darodji menyebut, bantuan modal tersebut berasal dari zakat dan infak yang diberikan oleh para dermawan. Sampai saat ini, pihaknya telah memberi bantuan kepada 4.000 orang.

Menurutnya, dari dana dermawan yang masuk ke Baznas Jateng, 40 persennya digunakan untuk modal produktif. Salah satunya, modal usaha bagi ibu-ibu di Pekalongan.

“Ini bantuan kepada yang sudah dilatih menjahit. Mereka kan butuh modal seperti alat jahit, benang atau kain. Kami sudah bantu 4.000 orang dengan berbagai jenis usaha,” pungkas Darodji. (rls)