DWP Jateng pun Ambil Peran Turunkan Stunting

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang- Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah memberi atensi khusus terhadap penanganan stunting. Perhatian itu diberikan dengan memperkaya edukasi dan menyosialisasikannya ke instansi, hingga diharapkan meluas ke lingkungan rumah.

Ketua DWP Jateng Indah Sumarno menyebut, penuntasan masalah stunting bukan hanya tugas pemerintah. Dharma Wanita Persatuan sebagai wadah istri ASN pun punya andil.

“Stunting menjadi indikator tingkat kemiskinan. Untuk itu kami memaksimalkan peran kami dengan melaksanakan kegiatan ini dan mengundang narasumber kompeten. Nantinya pengetahuan ini akan diperluas oleh anggota ke lingkungan sendiri maupun di badan atau instansi,” ujarnya, seusai membuka rapat kerja DWP Jateng, Kamis (21/7/2022).

Indah menyebut, upaya ikut andil pencegahan stunting akan dilakukan serius. Ia mengatakan akan menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng.

“Ke depan kita coba melakukan kerja sama dengan DP3AP2KB untuk melaksanakan program, supaya bisa memaksimalkan peran Dharma Wanita. Sudah ada pertemjan dengan DP3AP2KB untuk bertemu dengan UNICEF,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Sejahtera DP3AP2KB Jateng Budi Dayanti mengatakan, Pemprov Jateng serius menekan angka stunting. Satu di antaranya dengan menerapkan lima pilar penanganan stunting.

“Kita sudah punya Pergub 34 Tahun 2019 tentang percepatan penanganan stunting. Peringkat kita pun turun, sebelumnya di posisi tiga sekarang di peringkat tujuh,” ungkapnya.

Dikatakan, Jawa Tengah menargetkan angka stunting (anak kerdil) menjadi 14 persen pada 2023. Untuk mencapai kondisi tersebut, Pemprov Jateng dan BKKBN membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan, dan 8.562 desa/kelurahan. (rls)