Ekonomi RI Tumbuh 5,01 Persen karena Masyarakat Mulai Menginap Lagi di Hotel
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih bisa mencapai 5,01 persen pada kuartal I 2022 karena ditopang konsumsi masyarakat. Salah satunya, konsumsi untuk menginap lagi di hotel yang sempat tertahan selama pandemi covid-19.
Hal ini tercermin dari realisasi pertumbuhan indikator konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,34 persen pada tiga bulan pertama tahun ini.
"Ini penyebabnya, selain karena mobilitas penduduk semakin baik yang meningkatkan konsumsi masyarakat. Di sisi lain, masyarakat sudah mulai konsumsi di sektor tersier, seperti hotel, angkutan, restoran, dan sebagainya," kata Margo saat konferensi pers online, Senin (9/5).
Artinya, sambung Margo, masyarakat tidak hanya melakukan konsumsi untuk pemenuhan kebutuhan pokok saja seperti yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya.
Tercatat, andil konsumsi rumah tangga menjadi yang terbesar ke pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 53,65 persen pada kuartal I 2022.
Selain konsumsi, andil pertumbuhan juga datang dari investasi yang tumbuh 4,09 persen dan berkontribusi sekitar 30,44 persen ke perekonomian.
"Pendukungnya karena peningkatan penjualan semen dan kendaraan untuk barang modal baik yang berasal dari domestik dan impor," jelasnya.
Sisanya, pertumbuhan datang dari ekspor yang tumbuh 16,22 persen, konsumsi pemerintah yang terkontraksi 7,74 persen, konsumsi LNPRT 5,98 persen, dan impor 15,03 persen.
"Konsumsi pemerintah terkontraksi karena belanja barang dan belanja sosial di kuartal I 2022 menurun seiring kondisi pandemi yang membaik," terangnya.
Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan terbesar berasal dari kelompok transportasi dan pergudangan mencapai 15,79 persen. Lalu, diikuti jasa lainnya 8,24 persen, infokom 7,14 persen, pengadaan listrik dan gas 7,04 persen, akomodasi dan makan minum 6,56 persen, dan lainnya.
Namun, kontribusi terbesar masih berasal dari sektor industri mencapai 19,19 persen, perdagangan 13,09 persen, pertanian 12,55 persen, pertambangan 10,48 persen, dan konstruksi 10,42 persen.
Berdasarkan wilayah, pertumbuhan ekonomi Sumatera sebesar 4,03 persen, Kalimantan 3,21 persen, Sulawesi 5,37 persen, Jawa 5,07 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,42 persen, serta Maluku dan Papua 10,75 persen.
"Jawa tetap punya kontribusi terbesar ke PDB sebesar 57,78 persen," tandasnya. (CNN)