Hari Pertama KKLN Manajemen Bencana Unhan RI

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Jakarta--Mahasiswa Manajemen Bencana Fakultas Keamanan Nasional Universitas Pertahanan RI melakukan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) via daring dengan menghadirkan beberapa ahli di bidang kebencanaan dari Jepang, dengan pembukaan dimulai hari ini (13/6). Pelaksanaan KKLN dari 13-17 Juni ini berlangsung serentak bersama dua prodi lain dari FKN, yakni Keamanan Maritim dan Damai Resolusi Konflik. Tahun ini, KKLN Manajemen Bencana Unhan RI di Jepang mengambil tema, “Disaster Risk Reduction for Build Disaster Resilient and Sustainable Societies During and Post Covid-19 Pandemic” yang menghadirkan Satoru Yusa, M.Sc, akademisi dan peneliti dari National Research Institute for Earth Science and Disaster Resilience (NIED). 

 Acara dibuka tepat pukul 09.00 WIB oleh mahasiswa internasional Manajemen bencana dari Nigeria, Remir Joseph Eklou sebagai MC, dilanjutkan dengan pembukaan oleh Dr. Christine Marnani, MAP selaku dosen Prodi Manajemen Bencana Unhan RI. Acara ini dihadiri oleh 34 orang peserta terdiri dari: 28 Mahasiswa, 4 orang dosen, 1 orang staf prodi, dan pemateri. Sementara itu, materi yang disampaikan Satoru Yusa dengan topik “NIED’s Action Plan for Disaster Risk Reduction Based on Sendai Framework (During and Post Covid-19) in Japan” berlangsung sekitar 45 menit, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama 30 menit. 

 Dalam Pemaparannya, Satoru Yusa banyak menyinggung perihal respon darurat dan sistem informasi bencana di Jepang yang terbarukan dan komprehensif, mengingat mitigasi dan kesiapsiagaan bencana Jepang menjadi salah satu yang termaju di dunia. Bencana alam yang datang rutin tiap tahunnya membangun masyarakat jepang yang lebih aware dan siap dari segi fasilitas, early warning system, maupun kapasitas masyarakatnya dalam menghadapi bencana. NIED sebagai lembaga riset kebencanaan di jepang bertujuan memaksimalkan riset dan pengembangan untuk meningkatkan ketahanan bencana di Jepang. 

 Beberapa materi yang menarik dari presentasi beliau seperti kesiapan teknologi early warning system di Jepang, diantaranya S-net, DONET, dan N-net, yakni jaringan observasi bawah laut dari prefektur Kochi sampai ke prefektur Miyazaki sepanjan area sumber seismic untuk mengantisipasi atau memberikan peringatan dini gempa di Nankai. Tak hanya itu, sebanyak 2.100 stasiun observasi juga tersebar di seluruh jepang berupa seismometer untuk mendeteksi guncangan serta seismometer dan water pressure gauge untuk mendeteksi gempa dan tsunami di laut. 

 Terkait respon bencana, Mr. Satoru Yusa menekankan disaster information-sharing, menggunakan Common Operational Picture (COP), yakni sistem utama yang digunakanan saat terjadi situasi waspada bencana. Sistem ini menyediakan data dalam bentuk fisik maupun elektronik, termasuk didalamnya peta lokasi bencana dan beberapa elemen didalamnya. Platform pembagian informasi terkait manajemen bencana atau SIP4D, merupakan sebuah sistem big data yang mengumpulkan seluruh informasi terkait kebencanaan, yang diiringi proses dan sintesis data. Hasilnya akan divisualisasikan lalu diberikan ke beberapa instansi terkait seperti pemerintah, badan penanggulangan bencana, dan lembaga atau yayasan kebencanaan di Jepang. 

 Penyampaian materi berlangsung menarik dan interaktif dengan beberapa mahasiswa yang aktif bertanya. Penta Sukmawati selaku mahasiswa S2 Manajemen Bencana juga ketua panitia pada program ini memaparkan rasa syukur akan terlaksananya kegiatan ini. 

 Turut bergabung dalam KKLN daring beberapa dosen Prodi Manajemen Bencana, temasuk Sesprodi MB, Kolonel Kes I Dewa Ketutu Kerta Widana. Rangkaian kegiatan KKLN MB Unhan RI ini akan berlangsung besok dengan pemaparan dari dua pemateri, yakni Dr. Aulia Febiana Anwar Tinumbang selaku asisten professor di Kyoto University dan Taichi Minamitani, MA., M.Sc selaku direktur DRR Team 1, global environment department Japan International Cooperation Agency Tokyo. (Rajendra)