INGGRIS - Harry Kane selalu menjadikan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai referensi dalam karirnya. Pemain berusia 31 tahun ini akan menorehkan caps ke-100 bersama Inggris bila dimainkan melawan Finlandia, Rabu (11/9) dini hari WIB.

Kane pun berusaha memperpanjang torehan itu, dan tetap bermain seperti yang dilakukan Ronaldo dan Messi di usia mereka sekarang.

Pemain Bayern Munchen ini akan menjadi pemain kesepuluh yang tampil 100 kali untuk Inggris, atau menjadi yang pertama sejak terakhir kali Wayne Rooney menorehkan catatan tersebut pada November 2014. Di samping Rooney yang sudah menorehkan 120 penampilan, pemain lainnya yang telah melewati rekor 100 caps adalah Peter Shilton (125), David Beckham (115), Steven Gerrard (114), Bobby Moore (108), Ashley Cole (107), Bobby Charlton (106), Frank Lampard (106), dan Billy Wright (105).

• Ryo Matsumura Prediksi Indonesia Akan Sulitkan Jepang
• Orang Tua Mees Hilgers Tak Sabar Anaknya Debut Dengan Timnas
• Mees Hilgers & Eliano Reijnders RESMI Jadi WNI
• CEO Milan Kesal Dengan Rumor Barcelona Inginkan Rafael Leao
• ASEAN Club Championship: PSM Makassar Bermain Imbang Tanpa Gol

“Bermain di level tinggi secara konsisten sungguh sulit, dan itulah mengapa saya sangat menghormati Ronaldo dan Messi. Untuk dapat melakukannya selama 15, 20 tahun adalah pola pikir, pencapaian,” ucap Kane dikutip laman The Guardian.

“Sebagai pemain nomor 9 Inggris, Anda akan berhadapan dengan penyerang terbaik di negara ini, yang berusaha merebut tempat Anda. Anda harus mampu menetapkan standar tinggi setiap kali Anda berada di kamp, setiap kali Anda berlatih atau bermain.”

Meski sudah masuk ke jajaran penyerang papan atas dunia, Kane mengaku dirinya sampau sekarang masih terus belajar. Apalagi sejumlah pemain muda juga bermunculan, dan memperlihatkan performa apik.

“Bahkan sampai sekarang saya masih melakukan sesi latihan penyelesaian akhir. Anda memiliki lebih banyak data, Anda dapat melihat dari mana gol tercipta, posisi apa di kotak penalti, sehingga Anda dapat mulai melakukan pergerakan dalam aspek itu,” tutur Kane.

“Anda melakukan sesi penyelesaian akhir saat bola datang, lalu Anda menyentuhnya dan menyelesaikannya, dan itu tidak realistis. Saya mencoba dan melakukan latihan realistis dengan skenario permainan.” (gi)