In memoriam Ricky Yakobi, Selamat Jalan Saudaraku

By Abdi Satria


M. Nigara

Wartawan Sepakbola Senior

INNALILLAHI wa inna ilaihi rojiun. SEKALI lagi, saya harus menulis kalimat pendek yang sangat menyedihkan. Sekali lagi saya harus menuliskan *selamat jalan saudaraku Ricky Yakobi*, Allah maha tahu segalanya.

Sabtu (20/11/2020) seorang mantan bintang tim nasional asal Medan, Sumatera Utara, Ricky Yakobi telah berpulang. Sebagaimana biasa, Ricky dan para veteran, selalu menghabiskan akhir pekan di lapangan. Mereka bermain sambil bernostalgia. Ya, sepertinya hanya para veteran lapangan hijau yang paling sering berkumpul, bernostalgia, dan menjaga silaturahim.

Hadist  bernomor 859, menuliskan: " Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu,” (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859). Ricky telah membuktikannya. Ia terkapar di atas lapangan dengan berbalut kostum warna oranye.

Dua dari sekian banyak ayat Quran coba saya torehkan: “ Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.” (Ali ‘Imran: 185). “ Semua yang ada di atas bumi ini akan binasa. Yang kekal hanyalah Wajah Rabbmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan.”  (ar-Rahman: 26—27)

Jelas bahwa kematian adalah kepastian, tetapi tetap saja kita sering bertanya-tanya: "Kenapa dia? Kenapa bukan orang lain?".

Naik trail

Ricky Yakobi, sebelumnya Ricky Yakob. Saya mengenalnya sejak awal1980. Kala itu, saya baru saja menjadi wartawan olahraga Majalah Olimpic. Ricky menjadi bintang Piala Soeratin. Bersamanya ada Syaiful Ramadhan, Edi Harto, Ashari Rangkuti, Marzuki Nyakmad, dan beberapa calon bintang lainnya. Di bawah asuhan Eddy Simon, mantan bintang PSMS Medan, dan Tim nasional, Ricky dan kawan-kawan bukan hanya sukses merebut piala, tapi Ricky juga merebut perhatian penggemar sepakbola tanah air. 

"Buat profil dan back cover nya!," begitu perintah Bang Tabrin Tahar, Pemred saya.

Dengan motor Suzuki Trail milik kantor, saya jemput Ricky di Ragunan. Ya, waktu itu seluruh tim Piala Soeratin, diinapkan di Ragunan. Tidak mudah memboyong Ricky keluar, tapi karena hubungan Bang TT (Tabrin) dengan Bang Eddy, sama-sama anak Medan, izin itu bisa saya peroleh. Singkatnya perjalanan itu menjadi kenangan kami berdua yang tak terlupakan. Itulah kala pertama Ricky, bintang muda diawancara khusus dan itu juga kali pertama saya membuat profile khusus dengan dipuncaki foto back cover. Ya, dalam banyak kesempatan, Ricky sering berkisah tentang itu.

Lebih baik diam

"Nigara, tolong bantu saya, " tukas Kolonel TNI, AD, IGK Manila, suatu hari di tahun 1988an. "Ricky jadi aneh, bantu ya," lanjut manajer tim nasional ke Piala Presiden, di Seoul, Korsel.

Keluhan Pak Manila bukan tanpa sebab.Ricky di tahun 1988 sempat mempelajari agama islam di luar yang biasa kita ketahui. Ia berpegang pada falsafah hadist Bukhari, begini bunyinya:m: “ _Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia diam._” (H.R. Bukhari).

Tak heran di fase itu, Ricky nyaris tak berkomunikasi dengan siapa pun. Bahkan dengan keluarga pun, ia tak mengeluarkan kata-kata. "Saya mencoba jadi benar, Bang MN, " katanya setelah fase itu ia lalui. Di fase itu pula nama Yakob ditambah i menjadi Yakobi.

Banyak sekali kenangan saya dengan Ricky dan Herly Ramayani, istrinya yang juga mantan atlet loncat indah nasional. Pada masanya pasangan Ricky dan Herly menjadi semacam pasangan yang luar biasa. Pasangan yang luar biasa membuat iri banyak orang. Kedua-duanya bintang dan kedua- duanya sangat ideal, ganteng dan cantik.

Ricky berkembang dan bertagan di Arseto, Solo, klub milik Mas Sigit Harjojudanto, putra sulung Presiden ke-2 RI. Bersama Edi Harto, Ricky juga terjun menggeluti bisnis peralatan olahraga.

"Dia sahabat saya sejak sekolah hingga main di PSMS junior 1979-80, saya berdoa agar khusnul-hotimah, brother," begitu bunyi WA, Gubenur Sumut, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi kepada saya.

Menpora, Zainudin Amali, pasti juga merasa kehilangan. Meski hanya di lingkup kemahasiswaan, Menpora juga mantan pemain sepakbola Liga Mahasiswa 1982-85an hingga darah pesepakbola melekat pada dirinya. 

Menpora saat ini sedang berjibaku untuk mempersiapkan pagelaran Piala Dunia U20, Mei-Juni 2021. Saat di mana kehadiran para legenda sangat dibutuhkan untuk mensukseskan perhelatan terbesar itu.

Selamat jalan saudaraku, selamat jalan Ricky Yakobi, semoga Allah limpahkan rahmat NYA yang luas, Allah ampuni seluruh khilafmu, dan Allah masukkan engkau ke dalam golongan orang-orang beruntung, aamiin....