Indonesia Promosikan Keunggulan Ekonomi Digital dan Investasi Sektor Inovasi Teknologi

By Abdi Satria


nusakini.com-San Francisco- Memenuhi undangan Asia Society Northern California, Konjen RI San Franscisco, Prasetyo Hadi, menjadi salah satu pembicara pada diskusi panel interaktif yang bertema “Emerging Tech in Asia", bertempat di Medill School of Journalism San Francisco.

Kegiatan diselenggarakan untuk mengisi peringatan tahunan Asian American and Pacific Islander (AAPI) Heritage Month 2022. Diskusi interaktif dipandu oleh moderator Ms. Priya Rajan, Market Lead for India and MENA in Silicon Valley Bay's international market development team, Silicon Valley Bank, diikuti oleh sekitar 200 orang peserta aktif. Selain Konjen RI San Francisco, juga hadir sebagai pembicara yaitu: Konjen India, Ambassador T.V. Nagendra Prasad; Konjen Filipina, Neil Frank R. Ferrer, dan Deputy Konjen Australia & Komisi Perdagangan Investasi Australia di San Francisco, Odette Hampton.

“Indonesia memiliki kemajuan yang sangat pesat di bidang teknologi digital. Kami juga memiliki banyak inovasi baru di bidang teknologi yang dikembangkan oleh anak muda Indonesia. Kita juga melihat bagaimana teknologi digital telah tumbuh pesat dan memiliki peran penting dalam menghadapi berbagai problematika di masa pandemi Covid-19," jelas Prasetyo Hadi kepada peserta diskusi.

Lebih lanjut Konjen Prasetyo menyampaikan perkembangan startup Indonesia dan potensi ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-6 dunia. Indonesia memiliki lebih dari 2000 startup, 3 decacorn, dan lebih dari 7 unicorn. “Pemerintah Indonesia berusaha agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memperoleh akses digital yang inklusif, mendorong peningkatan digitalisasi di semua sektor, termasuk mendukung bisnis UMKM", tambahnya.

Berbagai program dan upaya yang dilakukan Pemerintah melalui perluasan kerja sama dengan sejumlah universitas dan perusahaan IT terkemuka di dunia, dalam bentuk program peningkatan kapasitas digital, atau digital talent di sejumlah kalangan, bekerja sama dengan berbagai universitas dan perusahaan terdepan di bidang informasi dan teknologi.

“Dalam 15 tahun ke depan, Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta digital talent di bidang IT, atau setiap tahunnya Indonesia membutuhkan sekitar 600 ribu digital talents berbakat. Kita saat ini telah bekerja sama dengan sejumlah pihak seperti dengan Apple, Microsoft, Google, Amazon. Yang terbaru, kerja sama antara universitas UC Berkeley dengan Universitas Indonesia pada bulan April lalu untuk beasiswa pendidikan, joint research dan kegiatan ilmiah lainnya," urai Prasetyo mengenai upaya Pemerintah Indonesdia dan KJRI San Francisco dalam mendukung Digital Talent Program untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital di dunia.

Indonesia juga terus melakukan upaya untuk menarik investor ke Indonesia untuk berinvestasi dan bermitra dengan sejumlah perusahaan rintisan Indonesia. Selain dalam bentuk investasi, juga diharapkan lebih banyak kerja sama dengan para pihak di Amerika Serikat, khususnya yang berada di wilayah kerja KJRI San Francisco guna meningkatkan kapasitas pada program digital talent yang dimiliki Indonesia.

Kesempatan diskusi juga digunakan oleh Konjen Prasetyo Hadi untuk menjelaskan peran, tema dan agenda priotitas yang diusung Indonesia pada presidensi G-20 maupun rencana KTT G20 di Bali, 15-16 November 2022.

Dijelaskan 3 pembahasan utama yang diangkat pada G-20 di bidang arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi terbarukan. Sejumlah pertemuan diselenggarakan membahas 3 isu utama tersebut, guna mencapai keberhasilan tema Presidensi Indonesia G-20, Recover Together, Recover Stronger. Khusus di bidang digital, disampaikan bahwa dalam kerangka G20, akan diselenggarakan pertemuan khusus di tingkat pemerintah, dalam bentuk pertemuan bisnis dan pameran.

Pada sesi tanya jawab, terlihat antusiasme dan ketertarikan beberapa mitra untuk menjalin kerja sama pada bidang investasi di bidang ekonomi digital dengan pihak di Indonesia. “Kita akan tindak lanjuti kegiatan ini dengan mengundang mereka pada pertemuan yang lebih khusus dengan KJRI guna membahas kerja sama yang lebih konkret. Indonesia adalah big market yang menjanjikan. Dan kita, pemerintah Indonesia, berkomitmen untuk terus memberikan kemudahan investasi bagi semua pihak," tutup Prasetyo Hadi pada sesi diskusi panel tersebut.​(rls)