Indonesia Tamu Kehormatan Foire du Pacifique New Caledonia 2016

By Admin

nusakini.com--Pekan raya tahunan Foire du Pacifique di Noumea sejak tanggal 29 September sampai 2 Oktober 2016, yang mengusung Indonesia sebagai invité d’honneur (tamu kehormatan) telah dikunjungi lebih dari 25,000 pengunjung warga New Caledonia termasuk turis asing asal Australia dan Jepang. 

Dengan dukungan dari para pengusaha importir produk Indonesia, KJRI Noumea memanfaatkan kegiatan tersebut untuk mempromosikan produk perdagangan mulai dari kerajinan, garmen, furniture, aksesoris, hingga investasi properti di Bali. Para pengusaha kuliner membuka stan makanan Indonesia, yang seperti biasanya, selalu diborong oleh para pengunjung. Juga dibagikan produk mie instan sumbangan dari PT Indofood. 

Di stan KJRI Noumea, para pengunjung mendapatkan informasi berbagai obyek pariwisata di tanah air dan dapat membeli paket wisata yang ditawarkan oleh tour operator and travel agent UniTours. Selain itu, bekerja sama dengan Hotel Kamandalu Ubud dan maskapai penerbangan AirCalin, KJRI Noumea memberikan doorprize kepada dua pengunjung yang beruntung, hadiah terbang dan menginap selama 2 hari di Bali. 

Dalam pidato pembukaan Foire du Pacifique, Presiden Kabinet New Caledonia, Philippe Germain mengatakan, "Tahun ini Indonesia menjadi tamu kehormatan Foire du Pasifique 2016, yang kebetulan bertepatan dengan 120 tahun kedatangan orang Jawa ke New Caledonia.” 

Didampingi oleh Ketua Kongres New Caledonia, Thierry Santa, Konsul Jenderal RI Noumea Widyarka Ryananta dan beberapa pejabat pemerintah lainnya beserta Miss New Caledonia, Presiden Germain kemudian mengunjungi berbagai stan termasuk melihat proses pembuatan kembar mayang yang diperagakan oleh Suratno di stand workshop Indonesia. Selama pameran berlangsung, masyarakat New Caledonia juga dapat melihat demonstrasi membatik serta tata rias ala Indonesia. 

Meskipun bukan para penari professional, namun para diaspora di New Caledonia tidak ragu untuk menampilkan kebolehan mereka untuk menari dan membawakan berbagai kesenian asal nenek moyangnya. Mulai dari tari tradisional seperti Jaipong Jawa Barat, Tor Tor Sumatera Utara hingga tari kreasi baru seperti Ondel-Ondel Jakarta dan Tari Kipas, dibawakan oleh para wanita diaspora Indonesia. Tidak ketinggalan, puluhan anggota Dharma Wanita Persatuan KJRI Noumea, yang mayoritas sudah memegang kewarganegaraan Prancis, juga turut berpartisipasi dengan mengajak para pengunjung turut bergerak mengikuti langkah Poco-Poco dan Sajojo. 

Upaya Indonesia memperkenalkan budaya melalui program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) juga berhasil ditunjukkan oleh para alumninya asal New Caledonia. Alumni pertama tahun 2011, Hugo Anthofer, menunjukkan kebolehannya bernyanyi lagu-lagu Pop Indonesia. Stephany Sagit, lulusan BSBI tahun 2014, membawakan tarian Suramadu Surabaya. Sementara, Paul Barri Ryanto, menunjukkan kebolehannya menari Randai yang dipelajarinya di Padang saat mengikuti BSBI 2016. 

Kelompok kesenian binaan KJRI Noumea seperti Tim Gamelan dan Angklung juga berhasil menyihir para pengunjung dengan alunan khas dari alat musik tradisional yang diaransemen dan dikolaborasikan dengan alat musik modern. Sementara para penari cilik diaspora Indonesia membawakan dua tari Bali yaitu Cilinaya dan Tedung Sari dan dua tari Jawa, Minak Djinggo dan Pemburu Kijang. 

Saat diwawancarai secara live oleh Radio Rythme Bleu (RRB), Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta, selain mengajak masyarakat untuk berwisata ke Indonesia, juga mengundang para pengusaha New Caledonia untuk menghadiri Trade Expo Indonesia 2016. 

Menjelang penutupan Foire du Pacifique, Ketua Penyelenggara Mathieu Odaimy, mengungkapkan pekan raya tahun ini terbilang sukses dengan peningkatan jumlah partisipan dari sekitar 100 di tahun 2015 menjadi 274 stan, juga peningkatan jumlah pengunjung.​ (p/ab)