Jawab Tantangan Energi Masa Depan, Kementerian ESDM Jaring Inovator Muda

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjaring para inovator muda melalui program bertajuk #ESDMChallenge2020. Program ini sebagai bentuk apresiasi sekaligus mewadahi generasi milenial khususnya mahasiswa yang memiliki ide, inovasi dan rencana aksi yang aplikatif guna menjawab tantangan sektor energi dan sumber daya mineral di masa mendatang. 

"Ada empat hal yang harus dimiliki anak muda, yaitu optimis yang melahirkan kreativitas. Kreativitas yang melahirkan inovasi dan inovasi yang melahirkan produktivitas," kata Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM Saleh Abudurrahman membuka acara presentasi TOP 10 #ESDMChallenge2020 secara virtual yang disiarkan live melalui kanal Youtube KementerianESDM, belum lama ini.

Sikap optimisme, sambung Saleh, dibangun atas dasar proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh stabil di angka 6-7 persen dan diproyeksikan menempati posisi 4 teratas di dunia pada tahun 2050. "Ini hasil proyeksi PricewaterhouseCoopers (PwC) dan Wood Mawood Mackenzie (2017)," ungkap Saleh. 

Saleh mengungkapkan, peluang meningkatkan pertumbuhan ekonomi didapat dari adanya transformasi penggunaan energi fosil menuju ke energi terbarukan dan mulai pesat sejak Protokol Kyoto di tahun 1997. Hal ini berbanding lurus dengan ide dan inovasi yang dihadirkan oleh para finalis ESDM Energy Challenge 2020. "Saya lihat dari 10 finalis yang lolos seleksi ini banyak konsentrasi ke pengembangan EBT. Bagus sekali. Setidaknya kita sudah melihat prospek pertumbuhan ekonomi ini pada EBT dan efisiensi energi, terumasuk penggunaan kendaraan listrik," ungkap Saleh.

Kendati begitu, Saleh tak menampik potensi sumber energi fosil di Indonesia yang masih cukup besar. Dalam paparannya disebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya batubara sebesar 149 miliar ton dengan nilai cadangan sebesar 37,60 miliar ton. "Begitu pula minyak dan gas bumi, kita masih menyimpan potensi besar dengan memiliki 128 cekungan hidrokarbon. Ini optimisme lain yang harus ada," kata Saleh. 

Adapun untuk potensi EBT sendiri, Indonesia akan mengoptimalkan pemanfaatan panas bumi, matahari, angin, air, sampah, dan biomassa. "Ini prospek besar apalagi perkembangan teknologi sangat pesat dan harga listriknya makin lama makin ekonomis," tutur Saleh. 

Untuk mencapai ketahanan energi nasional, Pemerintah mengajak para generasi muda mampu menjawab tantangan tersebut dengan menjadikan sumber daya energi sebagai modal pembangunan, meningkatkan produksi dan efisiensi harga migas, mempercepat akses dan infrastruktur energi, mengendalikan impor Bahan Bakar Minyak dan Liquefied Petroleum Gas, serta pengembangan EBT.

Tantangan lain yang harus dihadapi adalah harga EBT, konservasi dan efisiensi energi, pengusaan ilmu pengetahuan teknologi, pemahaman geopolitik dan lingkungan hidup serta pengelolaan cadangan energi nasional. "Jika kita sudah melalui tantangan ini akan mengubah paradigma pengelolaan energi sehingga bisa memberikan nilai tambah dan penggunaan teknologi dalam negeri," kata Saleh. 

Kompetisi Energy Challenge 2020 sendiri mendapat sambutan luar biasa dari para mahasiswa. Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak kompetisi diumumkan melalui media sosial Kementerian ESDM (@kesdm), sebanyak 56 karya lolos administrasi untuk dilakukan tahap penjaringan 10 finalis.

Konsep penilaian melalui pendekatan variabel inovasi, variabel aksi, dan variabel sosial ekonomi. Dari 10 finalis yang telah mempresentasikan inovasi mereka, juri memutuskan 3 besar untuk menjadi pemenang, yakni E-PYMISO (Eco Friendly Pyrolisis Plastic Waste by Microhydro and Solar Energy), Desain dan Pengembangan Mesin Es Balok Berbasis Teknologi Photovoltaics (PV) Guna Mendukung Program Maluku Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, dan Pengaplikasian EBT guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat desa Ko'ol, Bangkalan.

Inovasi E-PYMSO yang diangkat mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta adalah inovasi alat pengolah sampah plastik otomatis menjadi bahan bakar minyak dengan metode pyrolysis dengan sumber tenaga yang berasal dari microhydro dan panel surya yang ramah lingkungan. Cara kerja alat ini sampah plastik dimaksukkan ke dalam reaktor dan ditutup rapat, kemudian dipanaskan dari sumber listrik yang berasal dari mikrohidro dan panel surya yang punya arus DC disimpan ke baterai aki. Setelah menghasilkan gas dan dikondensasi, baru menghasilkan minyak untuk dilakukan pemurnian. Project ini direncanakan akan diterapkan di Sungai Gajah Wong Yogyakarta.

Sementara pemenang lainnya mahasiswa Universitas Gadjah Mada mengangkat desain mesin es balok berbasis solar PV. Inovasi program ini berangkat dari terjadi ketidakseimbangan antara hasil tangkapan ikan masyarakat Dusun Syota, Pulau Moa, Maluku Barat Daya dengan es (pendingin). Cara kerja alat ini dengan mengonversi PV menjadi suplai daya sistem dan memanfaatkan air laut untuk difilter menjadi es balok melalui Brine System ke Block Mechine dan Direct System ke Block Mechine. Program ini diproyeksikan terintegrasi dengan program Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) dengan melibatkan BUMDES dan kelompok nelayan.

Terakhir dalam 3 besar adalah inovasi mahasiswa Universitas Airlangga memanfaatkan potensi sumber EBT di Desa Ko'ol, Bangkalan dengan membuat es kristal, pengeriangan ikan serta pompa air berbasis PLT Bio-Hybird. Ada pula pembuatan inovasi pompa air dan penerangan jalan raya. Program ini diharapkan meningkatkan produktivitas dan pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

Juara 1, 2, dan 3 akan diumumkan bertepatan pada Hari Kemeredekaan Indonesia, 17 Agustus 2020 di media sosial Kementerian ESDM dan masing-masing juara dan finalis akan mendapatkan uang pembinaan dan sertifikat. Pemenang pertama mengantongi uang pembinaan sebesar Rp5 juta, pemenang kedua Rp3 juta, pemenang ketiga Rp2 juta, dan para finalis masing-masing mendapatkan Rp500 ribu. 

"Keteribatan dan kolaborasi adik-adik dalam mendukung program Pemerintah sangat kita syukuri sehingga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat," pungkas Saleh. (p/ab)