Jurus All Out Mentan Sergab Petani

By Admin


nusakini.com Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman  mengeluarkan jurus All Out untuk menyerap gabah (Sergab) dari petani. Ini berdasarkan arahan Presiden Jokowi untuk menyerap gabah hasil panen petani.

Pemerintah harus hadir di tengah petani yang sedang menderita rugi di saat mulai panen raya, harga gabah sudah anjlok.  Apabila tidak segera diatasi, kerugian petani padi pada Maret-April ini mencapai Rp 40,6 triliun.

Jurus perang habis-habisan ini dilakukan Amran dengan menggandeng BULOG, BRI, TNI, Polri, Koperasi, KTNA, Pemda, Penyuluh dan stakeholder lainnya. Masing-masing diberi peran dan tugas dengan total target menyerap 10 juta ton Gabah Kering Panen (GKP) pada Maret-Mei 2016 atau setara 12% dari produksi setahun secara nasional. Pencanangan secara nasional dan Nota Kesepahaman sudah ditandatangani di Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (12/3/2016).

BULOG menyerap gabah petani bersinergi dengan unsur terkait: (1) Induk Koperasi Kartika TNI dan Pusat Koperasi Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia bersama jajarannya di daerah diberikan target menyerap 3 juta ton GKP, (2) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah DEKOPIN beserta jajarannya di daerah ditarget 2 juta ton GKP,  (3) Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) diberi beban 1,0 juta ton GKP dan (4) Pemda bersama petugas penyuluh dan petugas teknis di lapangan diberi target 4 juta ton GKP.  BRI mendukung program Sergab ini dengan dana yang tidak dibatasi. Setiap transaksi beli gabah langsung di backup BRI.

Waktu yang singkat menyerap gabah ini, dijawab Mentan dengan lari marathon sejak Februari keliling lebih dari 20 kabupaten. Selanjutnya 13 Maret mengkoordinir stakeholder se-Jawa Timur bertempat di Lamongan, 14 Maret mengumpulkan se-Jawa Tengah dipusatkan di Sragen, 15 Maret se-Sulawesi Selatan bertempat di Takalar/Makassar dan berikutnya menyusul seluruh sentra padi lainnya. Masalah teknis di lapangan langsung diselesaikan saat itu juga di lapangan.

Sergab dirancang secara masif dan bekerja secara terkoordinir menjangkau seluruh lokasi panen raya padi. Pelaporan realisasi Sergab dilakukan berjenjang dari tingkat lapangan sampai ke Pusat secara harian dan setiap hari dievaluasi.

Program sergab ini tentunya menjadi momentum bagi BULOG merubah pola kerja konvensional dan menyiapkan infrastrukturnya dari: (1) kebiasaan membeli beras berubah menjadi membeli gabah, (2) bekerja pasif karena beras dianter penjual ke gudang Bulog menjadi menyemput bola, dan (3) bermitra hanya dengan pedagang/penggilingan berubah menjadi bermitra dengan petani dan seluruh stakeholder lainnya.

Manfaat yang akan diperoleh dari program sergab adalah: (1) ada kepastian harga dan jaminan keuntungan wajar bagi petani, (2) konsumen memperoleh harga beras lebih murah Rp 7.500-8.000/kg, (3) pedagang tetap eksis dengan profit normal, (4) Cadangan Beras Pemerintah mencukupi dan aman, (5) rantai pasok tata niaga menjadi lebih pendek dari 7-8 step menjadi 3-4 step, (6) tercapai struktur baru tata niaga beras yang lebih adil dan transparan. (mk)