nusakini.com--Sebanyak 15 peserta dari negara-negara Asia Pasifik, termasuk Fiji, Papua Nugini, Samoa, Tonga, Solomon Islands, dan Timor Leste ikut serta dalam kegiatan pelatihan "International Training Course on Tourism" pada tanggal 21 – 29 Agustus 2016 di Bali yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerja Sama Teknik bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembangunan pariwisata serta mendorong partisipasi masyarakat dalam menunjang keberlangsungan industri pariwisata secara berkelanjutan. 

Pada pelatihan tersebut para peserta akan diberikan pengetahuan yang meliputi teori manajemen pariwisata, manajemen pemasaran pariwisata, kemampuan pemberian pelayanan hospitality, pengetahuan industri pariwisata berbasis masyarakat terkait dengan usaha industri kecil menengah, dan membangun jejaring serta kerjasama. Materi pelatihan tersebut akan diberikan oleh para pakar pariwisata dari Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua, Bali.   

Duta Besar Cornelis F. Teiseran yang mewakili Direktur Kerja Sama Teknik Kemlu RI menyampaikan dalam sambutan pembukaan bahwa pelatihan ini merupakan komitmen Indonesia dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan dan mendorong agar dapat terjalin kerja sama serta jejaring untuk secara bersama meningkatkan kerjasama industri pariwisata yang bermanfaat di masa depan.

Diharapkan kiranya pelatihan tersebut dapat menjadi suatu upaya kerja sama Indonesia dengan negara-negara Asia Pasifik dalam membantu pembangunan industri pariwisata di wilayah tersebut. Hal ini mengingat bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman terbaik dalam membangun industri pariwisata yang didukung oleh industri skala kecil dan menengah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. 

Dalam sembilan hari ke depan, para peserta tidak hanya akan mendapatkan materi di dalam kelas, namun juga akan diajak berkunjung ke berbagai tempat wisata yang menjadi model pengembangan industri pariwisata. Para peserta tidak hanya akan dibawa ke contoh obyek wisata berstandar internasional yang sangat maju dalam menangani berbagai event internasional, tetapi juga ke industri wisata yang dikelola oleh masyarakat desa. Pelatihan kali ini menekankan pada pengembangan industri wisata yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan mendukung pemberdayaan masyarakat sekitar. (p/ab)