Kerennya Tutor Sebagai The Super Team memfasilitasi Petani pada Pelatihan Pendampingan Hutan Sosial

By Admin


Oleh :Edi Kurniadi, Kepala Balai Diklat LHK Samarinda

nusakini.com - Pelatihan Pendampingan Perhutanan Sosial Paska Ijin (P2SPI) Periode Pertama telah selesai, sebagai pelaksana pelatihan tinggal beres-beres setelah perhelatan yang cukup mengasyikkan, baik adminitrasi, pendokumentasian, dan tidak ketinggalan membersihkan chat pada WAG pelatihan P2SPI BDLHK Smd yang beranggotakan tutor dan panitia. Disela-sela proses pembersihan chat diantara tutor tersebut, terbersit untuk merangkum sesuatu “dibuang sanyang” yang kereeen dari para tutor sebagaimana sering disampaikan Pak Helmi Basalamah sebagai Kepala BP2SDM disetiap beliau menyapa kelas bahwa tutor-tutor sangat Kereen dan merupakan super team yang solid..... Tulisan ini merupakan hasil scrolling chat para tutor sejak tanggal 27 April hingga tanggal 15 Mei 2020...selama periode pertama pelatihan ini. Kemungkinan ada beberapa tambahan materi pelengkap, tugas mandiri, maupun catatan pembelajaran akan tetapi tidak dishare di WAG sehingga tidak dapat kami sampaikan pada tulisan ini.

Terdapat sejumlah tutor yang memfasilitasi kegiatan pelatihan P2SPI di Balai Diklat LHK Samarinda. Dari Ditjen PSKL ada Pak Bambang Supriyanto (Dirjen PSKL), Pak Herudoyo (Direktur BUPSHA), Bu Tuti, Bu Linda, Pak wahyu, Pak Nur Faizin. Dari Sekkretariat Jenderal ada pak Rivani yang juga sebagai Tenaga Ahli Menteri bidang Penanganan Konflik Agraria dan Mediasi. Dari Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) ada Pak Suwito dan pak Dadang. Dari Balai PSKL Wilayah Kalimantan Ada Bu Nurhasnih, Pak Mugni, dan Pak Agus Karyono. Dari Pusat Penyuluhan ada Pak Firman dan Bu Nden (terlbat pada gelompang 1). Sementara dari Balai Diklat LHK Samarinda ada Bu Yanti, Pak Wignyo, Pak Tafnaldi, serta saya sendiri.

Materi pelatihan (MP) P2SPI terdiri dari 8 materi terdiri dari MP1 (Pengarahan Program dan Alur Pelatihan), MP2 (Prakondisi Petani Hutan), MP3 ( Role Model Pendamping PS),MP4 (Pendampingan Tahap Awal), MP5 (Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Hutan dan Lingkungan), MP6 (Kerjasama, Akses Modal dan Akses Pasar), MP7 (Pengelolaan Pengetahuan Perhutanan Sosial), dan MP8 (Monitoring dan Evaluasi Perhutanan Sosial)

Pada pelatihan dengan metoda e-learning terdapat suatu fasilitas yang dinamakan LMS (Learning Management System) dimana seluruh materi (bahan bacaan, bahan tayang, video) sudah ada di dalamnya. Demikian pula dengan ruanng untuk diskusi atau komunukasi dengan tutor, serta pengumpulan tugas, penilaian, serta sertifikat sudah tersedia pada LMS tersebut.

Skenario pembelajaran

Para tutor selalu mendiskusikan skenario pembelajaran yang akan dimainkan pada setiap agenda pembelajaran. Salah satu contoh, Bu Yanti sebagai Penanggungjawab Akademik (PJA) pada anggal 28 April 2020 jam 05.59 (hari kedua) menawarkan akan membuka pembelajaran MP3 dengan mereview garis besar topik materi, dikaitkan dengan hasil belajar mandiri secara ringkas, selanjutnya penekanan oleh tutor lain diselingi/diakhiri dengan tanya jawab. Tutor bisa saling mengisi dan melengkapi. Bu Linda menyutujui, dan sepakat dengan pak Dadang supaya ada review dulu baru dialog/tanya jawab.

Penambahan materi pelengkap dan cacataan pembelajaran

Saya sangat senang dengan semangat para tutor melengkapi materi yang sudah ada pada LMS terutama bahan tayang yang perlu disampaikan kepada peserta dan melakukan pencatan hasil dari pembelajaran. Tutor yang menyampaikan materi tambahan diantaranya Pak Rivani bahan MP2 dan MP7, Pak Suwito bahan tayang MP4 dan MP7, Bu Linda bahan tayang MP7, Bu Liinda bahan tayang MP7, Pak Wahyu bahan tayang MP4 dan MP5. 

Pak Suwito menyampaikan bahan tayang MP4 pertama kali pada tanggal 28 April 2020 jam 01.37. Akan tetapi meminta untuk tidak menshare dulu ke peserta karena ada tambahan koreksi. Pak Wahyu menyampaikan bahan tambahan untuk MP4 dan MP5. Bu Linda meminta untuk mengganti bahan tayang untuk MP7.

Pak Rivani membuat pengantar diskusi untuk MP2, berdasarkan tugas yang diberikan kepadanya, sekaligus mengikuti rujukan dari kurikulum pelatihan. Presentasi ini untuk pengantar peserta (petani hutan dan pendamping) memahami (refresh) tentang wabah C19, bencana dan tetap optimis dalam situasi sekarang. Bu Linda menanggapi bahwa materinya sudah TOP banget buat mancing dan membuka interaktif dengan peserta, dan sudah sesuai juga dengan SK Kapusdiklat tentang Kursil no 64/2020. Sementara Bu Yanti menyampaikan slide yang sudah dibuatnya, siapa tahu bisa dikolaborasikan. Bu Yanti menyampaikan bahwa pada slidenya tidak terlalu membahas covid karena di LMS sudah ada ppt pak Dirjen dan video covid, yang Bu yanti tampilkan mitigasi lhk dalam menghadapi covid. Pak Rivani menyadari bahwa bahannya bisa saling melengkapi, banyak benang merah di semua bahan tersebut, semakin kaya pengetahuannya, dan menyampaikannya kepada peserta.

Pak Rivani mengirim ulang PPt MP2 karena ada kalimat terputus pada slide 7, dan mengirimkan lagi dengan beberapa revisi berdasarkan masukan dari tutor lain dan diharapkan lebih bisa dipahami peserta pelatihan. Pak Rivani juga menyampaikan bahan tambahan untuk MP7. Pak Nur Faizin juga menyampaikan materi tambahan MP7 Angkatan 4, dan MP8 di Angkatan 3

Pak Suwito menyampaikan lagi materi tayang pengantar diskusi MP4, setelah 2 kali direvisi, ada tambahan ilustrasi gambar untuk diskusi, yaitu di nomer 4 (pengembangan usaha KUPS). Dalam file sebelumnya, no. 4 itu hanya 1 slide. File terbaru ada penambahan 1 slide ilustrasi gambar untuk mempertajam diskusi pengembangan usaha KUPS berbasis potensi wilayah kelola PS.

Pada tanggal 13 Mei jam 00.59 Pak Suwito mengirimkan bahan tayang MP4 untuk besuk pagi yang hanya merubah halaman depan, selebihnya sama dengan sebelumnya. Dan pada jam 11.18 materi tayang MP4 dikirimkan lagi karena ada penambahan sedikit setelah menyimak ada "PR" dari Pak Dadang tentang Pemetaan Pemasaran. Inilah bahan tayang terakhir pada periode pertama.

Pak Rivani adalah tutor pertama yang menyampaikan catatan harapan dari peserta hasil pembelajaran MP1 angkatan 2 pada tanggal 27 April jam 11.49 begitu pembelajaran daring selesai, demikian pula Bu yanti menyampaikan hasil pembelajaran MP1 dan MP2 pada jam 16.03 yang mungkin bisa jadi referensi pada saat daring dengan peserta. Sementara Pak Dadang menyampaikan issue yang belum dipahami dan kendala yang dihadapi oleh peserta angkatan 1I dlm mendampingi dan mengelola izin PS pada jam 23.18 malam hari.

Selanjutnya Pak Rivani menyampaikan catatan untuk MP 2 angkatan 4, dan MP7 Angkatan 3. Pak Wahyu menyampaikan catatan pembelajaran online MP5. Terakhir adalah catatan MP2 Angkatan 6 yang dikirim Pak Rivani pada tanggal 14 Mei 2020 jam 14.05

Tugas mandiri peserta

Walaupun pada LMS sudah diupload tugas mandiri, beberapa tutor menyiapkan penugasan bagi peserta. Hal ini kemungkinan karena para tutor belum tahu kalau di LMS sudah ada penugasan. Sepert Pak Nur Faizin yang menyampaikan bahan untuk penugasan peserta MP7 dan MP8 pada tanggal 28 April 2020 jam 14.16, disusul oleh Bu Nden. Ada pula tutor yang masih menganggap perlu tugas tambahan karena pertanyaan yang sudah ada pada LMS dirasa belum mewakili pemahaman peserta pelatihan, seperti Bu Yanti yang mengirimkan tugas tambahan MP7 yang akan dibagikan ke peserta.

Pada hari pertama pelatihan, yaitu tanggal 27 April 2020 Jam 19.02, Pak Dadang menanyakan seandainya malam harinya akan diskusi hasil tugas peserta. Akan tetapi Bu Yanti mengatakan masih menunggu tugas pada masuk LMS, dan Pak Wahyu mengecek jam 20.05 belum ada tugas yang masuk LMS. Bu Linda, Pak Dadang, dan Pak Wahyu sabar menanti tugas yang masuk LMS, sampai akhirnya Bu Yanti menyampaikan sebagian tugas peserta pada jam 21.25. Pak Wahyu berpendapat untuk hasil belajar mandiri kayaknya peserta belum familiar..jadi metode yg efektif lewat WAG peserta saja lebih cepat dan mudah karena Pak Wahyu sendiri masih kagok untuk cek LMS. Bu Yanti menimpali untuk mengasih kemudahan, dengan menyampaikan ke peserta mengumpulkan lewat mana saja yang dianggap mudah. Pada jam 21.58 Bu Linda sudah menerima sebagian hasil belajar mandiri dan mengajak untuk mendiskusikan, akan tetapi Bu Yanti menyarankan agar terkumpul dulu semua, baru dijadikan satu agar mudah mencermatinya. Sampai dengan jam 23.17 belum juga terjumpul semua, sehingga Pak Dadang mengusulkan untuk tidak jadi diskusi karena sudah larut. Bu yanti akhirnya menyarankan setiap tutor untuk menelaah sebagai bahan diskusi, besok kita saling mengisi, termasuk yg tadi didiskusikan pada saat MP 2, karena pada dasarnya semua saling berkaitan. Selanjutnya Pak Wahyu menambahkan mungkin metode vidcom besok dapat melalui "pancingan" tutor terkait pemahaman peserta terhadap materi yg sudah dipelajari. Itulah komunikasi diantara tutor pada malam pertama di gelombang pertama....untuk malam selanjutnya proses fasilitasi tugas belajar bisa lebih lancar....

 Upaya Perbaikan

Para tutor juga mempunyai keinginan untuk memperbaiki diri dan mengharapkan feedback. Pak Rivani, sebagai contoh, mengharapkan jika ada komentar atau saran dari peserta terhadap proses pelatihan, mungkin bisa jadi masukan buat kita semua, kan senang jika dikirimkan. Demikian juga Pa suwito mohon input perbaikannya untuk perannya sebagai tutor proses pembelajaran MP4, dari sisi ppt tayang paparan sebagai materi pengantar diskusi dan juga proses memandu diskusi pembelajaran. Pak Suwito ingin mendapatkan feedback dari peserta, suatu hal yang sudah menjadi kebiasaan dalam setiap memandu proses belajar melalui tatap muka. Feedback tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses belajar di angkatan berikutnya.

Hasil pemantauan terhadap proses pembelajaran pada dua gelombang, saya merasa perlu ada perbaikan, untuk itu saya menyampaikan beberapa hal upaya perbaikan kepada para tutor, khususnya untuk merubah tugas mandiri, bukan hanya menanyakan kepahaman peserta tetapi berupa pertanyaan atau penugasan yg mendorong peserta mempelajari materi yg sudah ada di LMS. Masukan tersebut disambut baik oleh para tutor, dimulai dengan sambutan baik dari Pak Rivani yang menyarankan konsistensi mengerjakan tugas-tugas (mengunduh tugas, mengerjakan dan mengumpulkannya) penting untuk dipastikan dilaksanakan peserta, membuat peserta akrab (dengan bimbingan pendampingan) dengan aplikasi LMS satu langkah kunci praktis. Disamping akses ke LMS yang dipermudah, LMS dapat diproyeksi sebagai media kelola pengetahuan (menuangkan pengetahuan, mengelola dan membagikan pengetahuan) bagi petani hutan. Intinya LMS menjadi “pustaka pelatihan digital”. Menurut, Bu Yanti masalah format tugas mandiri sudah disampaikan pada saat workshop tutor PS angkatan 1 (tgl 15-16 April 2020), akan tetapi dari pusdik harus menggunakan form yang sudah ada. Saya menanggapi bahwa kita sudah menggunakan form yang dari pusdik akan tetapi hasilnya selama dua gelombang kurang berarti, untuk itu saya menyarankan membuat format pertanyaan atau penugasan yang mendorong peserta membaca dan mempelajari bahan sebelum pembelajaran daring. Pak Suwito pernah berpikiran untuk menyiapkan materi tayang pengantar diskusi yang ideal. Untuk MP7 tidak ada masalah, tapi untuk MP4 kelihatannya cukup berat, bagaimana menyiapkan materi tayang yang cukup banyak cakupannya dengan alokasi waktu yg terbatas. Akhirnya Pak suwito memutuskan untuk tidak terpaku pada yang ideal tapi berusaha meramu materi sesuai dengan waktu yg tersedia. Terkait permasalahan tersebut, Bu Linda sangat setuju apabila tugas mandiri diubah agar lebih interaktif. 

Untuk Mp 7 misalnya, sangat setuju banget kalau mereka menuliskan saja apa yang mereka punya, apa yg mereka miliki disekitar mereka dan apa yang mereka sudah capai atau kendala mengapa satu produk bagus misalnya tidak bisa diperluas dalam skala ekonomi. Menurut Pak Suwito, tugas mandiri untuk MP7 akan "menakutkan" bagi petani. Dari diskusi di Fb Witolaros, sama seperti yg disampaikam dalam ruang belajar, ternyata pendamping pun belum terbiasa melakukan pendokumentasian proses (mencatat, mendata dan menuliskan dalam bentuk informasi), sehingga Pak Suwito berpendapat bahwa tutor wajib menyiapkan kondisi petani agar bisa belajar dengan tenang dan rasa nyaman. Terhadap pendapat Pak Wito, Bu Linda menyarankan agar pertanyaannya dibuat sesederhana mungkin, misalnya “apa yang paling menarik dan penting untuk saudara informasikan terkait dengan pembelajaran terbaik dari Kelompok Perhutanan Sosial di Kampung”. Bu Yanti menambahkan bahwa pada saat belajar mandiri, pengelolaan pengetahuan hanya sampai tahapan mengumpulkan data, nah pada saat online baru ditekankan cara menulis,publikasi dll nya. Bu Tuti juga sepakat mengingat keterbatasan proses belajar, sehingga ekspektasi tutor juga perlu disesuaikan. Membuat peserta paham dan termotivasi, sudah merupakan capaian yang luar biasa. Menurut Bu Tuti. Pak Rivani mengiayakan dengan.... Nah .. ini keyword nya : paham dan motivasi....

Belajar dari pengalaman gelombang 1, menurut Bu tuti yang telah melakukan modifikasi terhadap metode penyampaian materi, khususnya MP3 di angkatan 4 (gelombang 2) di setiap pokok bahasan diberikan 1 slide yang berisi pertanyaan tentang point yang akan diulas. Pada saat diundang satu peserta untuk menjawab pertanyaan tersebut. Daaaan....hasilnya.....Sebagian besar jawaban peserta masih meleset dari target padahal di form laporan mereka bilang sudah faham. Akhirnya materi dasarnya diulas kembali. Seandainya jawaban pertama mereka sudah kena sasaran. Tentunya arah diskusi juga akan berbeda. Akhirnya Bu Yanti Sofia sebagai Penanggung Jawab Akademik (PJA) menyarankan perlu dirubah strategi untuk mendapatkan output belajar mandirinya. Pak Suwito mengusulkan tugas mandiri sifatnya hanya memotivasi peserta untuk membaca dokumen panduan.

Diskusi berikutnya tentang pertanyaan yang akan disampaikan pada tugas mandiri, dengan pancingan dari Pak Suwito. Terhadap konsep pertanyaan tersebut kemudian Pak Dadang, Pak Rivani, dan Bu Linda memberikan masukan dan tambahan, yang pada akhirnya Bu yanti sebagai PJA merangkum dan menelaah konsep tersebut untuk dijadikan pertanyaan tugas mandiri untuk semua angkatan di Balai Diklat LHK Samarinda.

The Super Team terwujud

Dari rangkaian komunikasi diantara tutor selama tiga minggu, saya melihat suatu team yang solid, saling mengisi, dan saling berbagi sehingga berhasil memfasilitasi peserta pelatihan yang berasal dari pinggiran hutan, mengantarkan para petani ke era digital, mendekatkan antara petani dengan pejabat di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Semoga pengetahuan, ketrampilanm serta sikap sebagai pendamping Perhutanan Sosial meningkat dan dapat melaksanakan tugas sebagai pendamping dengan baik.


Samarinda, 21 Mei 2020