Ketika Bill Gates Menyerah pada Kiamat yang Tak Bisa Ditunda
By Admin
JAKARTA - Bill Gates pesimis, ia menyerah pada jadwal "kiamat" perubahan iklim yang sudah tak bisa lagi dicegah oleh penduduk dunia.
Miliarder pendiri Microsoft tersebut yakin "batas" pemanasan global 2 derajat Celcius bakal ditembus dalam beberapa tahun ke depan.
Pada konferensi perubahan iklim COP28 di Dubai, perwakilan dari negara di seluruh dunia untuk pertama kalinya meninjau keberhasilan pencapaian sasaran di Perjanjian Paris 2015.
Dalam kesepakatan 8 tahun lalu, perwakilan negara-negara menetapkan sasaran "membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius, atau lebih baik 1,5 derajat Celcius, dibanding level periode pra-industri."
Menurut Gates, saat ini, dunia sudah lebih hangat 1,1 derajat Celcius dibanding periode pra-industri sebagai dampak dari pembakaran bahan bakar fosil serta penggunaan energi dan lahan yang tidak seimbang.
Untungnya, kita mencapai cukup perkembangan sehingga skenario ekstrem seperti 4 derajat Celcius tak akan terjadi, tetapi sedihnya sasaran 2 derajat Celcius pasti akan terlewati. Karena itu, adaptasi harus menjadi prioritas," kata Gates dalam wawancara dengan CNBC International, dikutip Rabu (13/12/2023).
Bumi dalam setahun terakhir terus mencetak rekor suhu terpanasnya. Berbagai bencana terkait perubahan iklim juga makin sering terjadi di berbagai lokasi di dunia.
"Kita akan melalui pemanasan, kemungkinan besar di atas sasaran kita. Di sini adaptasi penting, yaitu di tengah pemanasan global yang bisa dilakukan yang tidak mahal, seperti sistem peringatan yang lebih baik untuk peristiwa terkait cuaca atau data yang lebih baik agar petani tahu waktu terbaik untuk mulai menanam," kata Gates.
Ia mengatakan fokus dunia harus membantu warga dunia yang paling miskin untuk menghadapi dampak perubahan iklim dan berusaha untuk menekan dampak terhadap ekosistem pada level minimum.
Gates masih optimistis terhadap peluang generasi manusia di masa depan meski berhadapan dengan krisis iklim.
"Masih banyak hal luar biasa yang muncul dari inovasi manusia, obat yang lebih baik, AI [kecerdasan buatan] yang bisa membantu mendidik anak-anak. Pada saat yang sama, ada polarisasi, krisis iklim, sangat dinamis." (*)