Kisah Penyuluh Darsiti, Kenalkan Aksara Al-Qur’an di Terminal Tegal

By Abdi Satria


nusakini.com-Tegal-Ada pemandangan menarik setiap Jumat pagi di salah satu sudut terminal Kota Tegal, Jawa Tengah. Puluhan pengamen berkumpul di tempat yang diberi nama Taman Baca Masyarakat Sakila Kerti (Sekolah Terminal). Sambil menunggu bus datang, satu per satu mereka mengeja huruf hijaiyah alif-ba-ta, pada buku Iqro’ dibimbing seorang perempuan paruh baya.  

Darsiti, begitu nama perempuan yang telah mengabdikan diri untuk mengajar para pengamen tersebut sejak 2015. Ia adalah Penyuluh Agama Islam pada Kementerian Agama Kota Tegal. “Saya sengaja terjun langsung ke terminal, dan menjadikannya sasaran dakwah. Di sini para pedagang asongan, gelandangan dan pengemis, hingga supir sangat membutuhkan bimbingan dakwah,” tutur Darsiti, Jum’at (25/09).  

Ia menuturkan perlu kesabaran dalam membina masyarakat terminal. “Kita harus memaklumi kondisi mereka. Misalnya, bila ada bis datang, biasanya mereka akan menghambur keluar untuk menjajakan jualannya. Ya, kita sabar menunggu sampai mereka kembali,” tutur Darsiti yang telah diganjar predikat Duta Baca Kota Tegal tahun 2019 oleh Pemkot Tegal atas kiprahnya sebagai pegiat literasi di Taman Baca Masyarakat Sakila Kerti.  

“Memang seperti itu. Mereka mengaji sambil menunggu bis datang. Jika bis datang, mereka akan berjualan terlebih dahulu, baru kembali lagi mengaji,” lanjutnya.  

Tak hanya pelajaran membaca Al-Qur’an, Darsiti juga membekali masyarakat terminal dengan pengetahuan dan pemahaman keagamaan lainnya. “Mereka juga kita ajari tata cara ibadah. Seperti wudhu dan salat,” tukasnya.  

Dalam berjuang membasmi buta aksara arab, Darsiti tidak sendiri. Ada pelbagai pihak yang turut serta membantu dalam berjuang, di antaranya Lingkungan Kemenag maupun Dinas lainya, terutama Kepala Kemenag Kota Tegal, Akhmad Farkhan dan Pengelola Taman Baca Masyarakat Sakila Kerti Kota Tegal, Yusqon. 

Menurut Darsiti pembinaan agama dengan memanfaatkan waktu luang masyarakat terminal sangat efektif. “Alhamdulillah, masyarakat terminal pun merasa nyaman dengan kehadiran kami. Terbukti dengan keaktifan mereka untuk selalu hadir di majelis ini setiap Jum’at pagi,” kisah Darsiti.  

“Mereka selalu hadir terkecuali ada kepentingan. Keaktifan mereka membuahkan hasil yaitu mampu mengenal huruf Al-Qur’an, bahkan sekarang banyak yang telah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik. Mereka pun telah mampu melaksanakan wudhu dan salat dengan baik,” sambungnya. (p/ab)