Konflik Rusia-Ukraina Tekan Saham Dunia
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Sejumlah saham dunia anjlok akibat ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Kisruh menyebabkan investor 'membuang' aset berisiko seperti saham sehingga membuat harganya jatuh.
Kejatuhan salah satunya terjadi di bursa AS. Mengutip Bloomberg, Selasa (15/2) pagi, Dow Jones Indus. AVG turun 171.89 poin atau 0,49 persen. Selanjutnya S&P 500 Index turun 16,97 poin atau 0,38 persen. Nasdaq Composite turun 0,23 poin atau nol persen.
Sementara, NYSE Composite Index merosot 133,68 poin atau 0,80 persen. Bursa Eropa juga mengalami hal serupa. FTSE 100 Index di Inggris turun 129.43 poin atau 1,69 persen. CAC 40 Index di Perancis turun 159.40 poin atau 2,27 persen. Dax Index di Jerman turun 311,15 poin atau 2,02 persen.
Bursa saham Asia juga ikut merosot. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 96,56 poin atau 0,36 persen. Kemudian, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong turun 12,15 poin atau 0,33 persen.
Sementara indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,83 poin atau 0,03 persen.
Di sisi lain, krisis geopolitik antara Rusia-Ukraina juga membuat harga minyak melonjak lebih dari 2 persen ke level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun pada akhir perdagangan Senin (14/2) sore waktu AS atau Selasa (15/2) pagi WIB. Penguatan terjadi setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan telah mendengar Rusia dapat menyerang negara itu pada Rabu (16/2).
Mengutip Antara, Selasa (15/2), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April menguat US$2,04 atau 2,2 persen ke US$96,48 per barel setelah menyentuh level tertinggi sejak September 2014 di US$96,78 per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret, harganya naik US$2,36 atau 2,5 persen ke US$95,46 per barel setelah mencapai US$95,82 yang merupakan level tertinggi sejak September 2014.
Analis menyebut informasi invasi Rusia terhadap Ukraina pada Rabu mendatang tersebut meningkatkan kekhawatiran pasar atas kemungkinan gangguan pasokan energi sehingga mendongkrak harga minyak mendekati level US$100 per barel. Maklum, Rusia adalah salah satu produsen minyak dan gas terbesar di dunia.
Analis senior dari Rystad Energy menyebut kapasitas produksi minyak Rusia mencapai 11,2 juta barel per hari. Karena itulah, informasi apapun yang berkaitan dengan gangguan pasokan dari negara itu sangat sensitif terhadap harga minyak.
"Pasar tetap sangat sensitif terhadap perkembangan situasi Rusia-Ukraina. Minyak sekarang meningkat ke tingkat yang luar biasa. Saat ini, beli sekarang, tanyakan nanti," kata analis Again Capital di New York John Kilduff.(CNN)