Korporasi Bangkitkan Peternak Untuk Wujudkan Kemandirian Persusuan Nasional
By Admin
nusakini.com - Pasuruan (24/03/2018), Sistem korporasi diharapkan dapat membangkitkan usaha bersama peternak sapi perah di Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Hal tersebut disampaikan oleh Sugiono saat hadir pada acara Launching Agroeduwisata Kampung Susu “SPR Bangkit Bersama” Desa Kalipucang, Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan.
Sugiono begitu kagum saat melihat para peternak yang tergabung dalam “Kelompok Tani Ternak (KTT) Bangkit Bersama” yang telah mengembangkan usaha ternak sapi perah dari hulu hingga hilir. Menurut Sugiono dari data yang dilaporkan, Gabungan Kelompok Tani/Ternak ini telah menyumbang akseptor sebanyak 11.483 ekor atau 89,33 % pada tahun 2017 dari populasi sapi betina produktif sebanyak 12.854 ekor.
Unit Usaha Bangkit Bersama juga telah mengembangkan sayapnya menjadi tempat wisata dan wahana edukasi. “Kegiatan pengembangan Unit Usaha menjadi agroeduwisata ini sangat positif karena dapat meningkatkan pendapatan anggota kelompoknya dan masyarakat sekitarnya,” kata Sugiono.
Pengembangan agroeduwisata juga merupakan langkah strategis dalam memperluas pasar produk yang dikembangkan. Apalagi Unit Usaha ini sudah mengembangkan produk olahan susu dan probiotik suplemen organik untuk ternak ruminansia dan unggas, serta biofertilizer organik untuk tanaman.
Sugiono menuturkan, dampak positif lain yang juga diharapkan dengan adanya pengembangan agroeduwisata adalah berkembangnya motivasi generasi muda untuk menggeluti usaha peternakan khususnya sapi perah. “Dengan hal tersebut, maka akan ada regenerasi peternak yang berorientasi bisnis yang berujung pada peningkatan populasi sapi, serta produksi susu dan daging ke depan akan terjamin,” tandasnya.
“Pengembangan di aspek hilir untuk produk hasil peternakan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap usaha peternak,” kata Sugiono. “Selain itu, dengan adanya pengembangan hilirasi kita harapkan akan dapat mewujudkan kemandirian persusuan Nasional,” ucapnya.
Sugiono menyampaikan, petani/peternak berkorporasi ini sebenarnya jawaban atas arahan Presiden Joko widodo agar usaha peternakan rakyat lebih berdaya saing. “Adanya kampung susu ini merupakan contoh baik untuk memudahkan akses masyarakat mendapatkan susu segar sebagai sumber protein hewani untuk kesehatan. sehingga keberadaannya perlu kita replikasi di daerah-daerah lain,” tandasnya.
Untuk itu, Ia sarankan agar para petani/peternak untuk membentuk gabungan-gabungan kelompok petani/peternak yang secara kolektif mengelola suatu usaha dalam satu manjemen terintegrasi, terarah dan terukur. Menurutnya, agar unit managemen ini berhasil, maka harus diketahui benar kemampuan sumber dayanya, yaitu kapasitas tampung termasuk potensi lahan Hijauan Pakan Ternak dan kapabititas peternak yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal sapi dan produktifitasnya. Selain itu juga termasuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produknya, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak atau kesejahteraan peternak
"Kedepan usaha-usaha sub sektor peternakan kita arahkan untuk berkorporasi, sehingga dapat diukur skala usahanya,” ujar Sugiono.
Muhammad Hatta selaku Manajer SPR Bangkit Bersama menjelaskan, saat ini kelompoknya beranggotakan sebanyak 530 orang peternak, dengan jumlah ternak sekitar 2.300 ekor dan produksi susu rata-rata harian 12.371 liter/hari. Menurutnya, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian ikut berkontribusi dalam mendukung terbentuknya Koorporasi pada unit usahanya dengan memberikan bantuan berupa bangunan gudang, kandang dan rumah produksi senilai 800 juta.
Hatta menjelaskan, Korporasi untuk Unit Usaha yang dikelolanya dibentuk pada tahun 2015-2016 dengan nama PT. Senggani Ardi Putra. Tahun 2017 korporasi peternak rakyat ini berhasil meraup omset sebesar 2.6 Miliar dan telah mengakses pembiayaan sebesar 3.45 Miliar dari CSR perusahan swasta maupun BUMN.
"Kami mengucapkan ucapan terimakasih atas bantuan pemerintah menyatukan usaha-usaha peternak kecil seperti kami", pungkasnya. (or/eg)