Kunjungi PIDI 4.0, Presiden Jerman Apresiasi Digital Transformasi di Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Indonesia dan Jerman fokus untuk mengakselerasi penerapan industri 4.0 dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi salah satu pembahasan utama pada acara German-Indonesia Round Table Business Meeting sebagai rangkaian agenda kunjungan Presiden Republik Federasi Jerman Frank-Walter Steinmeier ke Indonesia.

Kegiatan tersebut dihadiri State Secretary at the German Ministry for Economic Affairs and Climate Action Anja Hajduk, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan dimoderatori oleh Managing Director EKONID Jan Rönnfeld.

“Saat ini merupakan waktu untuk pemulihan ekonomi. Hal ini sesuai dengan motto Presidensi G20 Indonesia, yaitu Recover Together, Recover Stronger,” kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dalam sambutannya saat penutupan German-Indonesia Round Table Business Meeting di Jakarta, Kamis (16/6).

Menurutnya, untuk mempercepat penerapan industri 4.0 dan pemulihan ekonomi, setiap negara perlu memiliki mitra yang percaya terhadap perdagangan yang bebas dan adil (fair and free trade). “Sehingga sangat penting untuk memiliki perjanjian kerja sama,” tuturnya.

Presiden Steinmeier menyampaikan, pemerintah hanya bisa menentukan kerangka kerja sama, dan para pebisnis atau pelaku industri yang mewujudkan. “Karena itu, saya mengundang delegasi bisnis high level dari Jerman untuk mendampingi dalam perjalanan ini, mereka mencari partner dari Indonesia dan peluang untuk berbisnis bersama,” ujarnya.

Presiden Republik Federasi Jerman juga meyakini, transformasi digital dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Ia mengapresiasi adanya Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0). “Indonesia punya kesempatan yang unik untuk bertransformasi, karena memiliki populasi yang muda dan melek digital,” tandasnya.

Di samping itu, tersedianya sistem pelatihan vokasi di perusahaan menjadi kunci sukses dalam upaya mempercepat transformasi digital. “Perusahaan-perusahaan Jerman sudah mendukung hal tersebut untuk membangun angkatan kerja yang punya kualifikasi. Saya mendorong para pengusaha di sini untuk saling bertukar pengalaman dan mengintesifkan partnership,” terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, sektor industri telah menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun global. “Sebagai bentuk adaptasi dengan hal tersebut, kita dapat melihat transformasi digital yang berakselerasi dengan sangat cepat,” katanya.

Upaya digitalisasi industri telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dan positif yang ditunjukan dengan peningkatan produktivitas, efisiensi, dan nilai tambah yang signifikan. Dengan angka ini, dapat kita proyeksikan bahwa pada tahun 2025, total produksi Indonesia akan mencapai USD120 miliar, dengan sektor manufaktur menjadi kontributor paling signifikan.

Menperin mengemukakan, kedua negara sependapat bahwa peningkatan digitalisasi di sektor industri manufaktur akan mendorong kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, mulai dari pembuat kebijakan, pelaku industri, asosiasi, hingga akademisi. “Masing-masing pihak memainkan perannya dalam ekosistem industri 4.0. Untuk itu, kita berharap Indonesia dan Jerman akan terus memperkuat dan memperluas kerja sama tersebut,” ungkapnya.

Pertemuan bilateral tersebut juga membahas pembangunan infrastruktur untuk memacu produktivitas dan daya saing di sektor industri. Menurut Menperin, ekspansi infrastruktur di Indonesia hanya dapat terjadi apabila mitra pembangunan internasional, bank, sektor swasta dan investor infrastruktur, berada pada kepentingan dan agenda yang sama dalam mengejar tujuan tersebut. “Roundtable hari ini diakhiri dengan dialog tentang keberlanjutan. Kita setuju bahwa dunia sangat membutuhkan resolusi tentang perubahan iklim dan tekanan lain terhadap lingkungan,” paparnya.

Sebagai negara industrialis, transformasi menuju ekonomi sirkular adalah sebuah keniscayaan. Oleh karenanya, menjaga kesinambungan sumber daya, meregenerasi sumber bahan baku, dan menggali potensi ekonomi yang belum tergarap, menjadi kunci dari capaian industri 4.0.

Sebagai bentuk komitmen Indonesia untuk mewujudkan ekosistem industri 4.0, telah dilakukan kerja sama antara Indonesia-Jerman dengan penandatanganan MoU antara PIDI 4.0 dengan Deutsche Messe Technology Academy (DMTA) dalam bidang pengembangan sumber daya manusia industri dan transformasi industri 4.0. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan PT Infineon Technologies Batam sebagai industri satelit PIDI 4.0 dan lighthouse industry 4.0 di Indonesia.

Selain menghadiri Round Table Business Meeting, Presiden Steinmeier juga mengunjungi pameran industri 4.0 dan pelatihan SDM Industri 4.0 yang berlokasi di Gedung PIDI 4.0. Pameran diikuti oleh 18 industri yang merupakan mitra PIDI 4.0 dalam mewujudkan program Making Indonesia 4.0.

Setiap industri menampilkan spesialisasi teknologi dan solusi yang mereka miliki dalam bidang industri 4.0. Selanjutnya pelatihan yang diselenggarakan PIDI 4.0 diikuti oleh tenaga kerja dari beberapa sektor industri untuk memenuhi kebutuhan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0.

PIDI 4.0 Kemenperin saat ini memiliki 26 mitra kerja, terdiri dari 24 perusahaan dan dua universitas. Dalam penyelenggaraan pameran industri Hannover Messe 2022, Kementerian Perindustrian menjalin kerja sama dengan Deutsche Messe Technology Academy (DMTA) untuk pengembangan SDM industri dan transformasi industri 4.0 melalui PIDI 4.0. Kerja sama tersebut diharapkan dapat mendukung pengembangan Smart Industry Academy di Indonesia serta menguntungkan perusahaan-perusahaan Jerman yang berinvestasi di Indonesia. (rls)