LIPI Sebut untuk Hadapi Revolusi Industri 4.0, Pangan Tradisional Harus Adopsi Teknologi
By Admin
nusakini.com - Yogyakarta - Indonesia dikenal sebagai negara memiliki keanekaragaman sumber daya alami juga kebudayaan. Keanekaragaman budaya ini tercermin kepada keanekaragaman produk pangan tradisional. “Perlu mengangkat keunggulan pangan tradisonal agar memiliki kompetensi dalam persaingan pasar global dengan mengadopsi teknologi terbaru,” ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetauan Indonesia (LIPI), Yan Rianto dalam Puncak Acara Bulan Teknologi 2018 pada Kamis (15/11) lalu di Taman Pintar, Yogyakarta.
Menurut Yan, adopsi teknologi merupakan salah satu alternatif upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Pelaku usaha pangan tradisional jangan hanya menjual produk saja, tapi hari ke hari lebih bersaing dengan dukungan teknologi,” ujarnya. Menurut Yan, adopsi teknologi dapat mengangkat produk-produk makanan tradisional menjadi andalan promosi daerah.
Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyui mengungkapkan keberadaan LIPI di Yogayakrta melalui Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam diharapkan dapat secara intensif memberikan bimbingankepada para pelaku Usaha Kecil Menengah di Yogyakarta. “Saya berharap makin banyak masyarakat yang mengakses dan mengenal produk hasil penelitian dan layanan LIPI untuk mengembankan industri kreatif di Yogayakarta,” jelasnya.
Kegiatan Bulan Teknologi 2018 sendiri telah berlangsung sejak bulan Juni lalu dengan peserta berasal dari kalangan pemerintah, pelaku industri, serta akademisi dan pelajar. Beragam kegiatan yang telah dan akan dilakukan meliputi Lomba Poster dan Film Pendek Ilmiah untuk pelajar, open house Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Workshop “Penguatan UMKM Indonesia di Pasar Global untuk Mendukung Daya Saing Indonesia”, Forum Hilirisasi Makanan Tradisional, Pengumpulan Database Makanan Tradisional Indonesia, serta pelatihan penyusunan ISO 9001 untuk UMKM. Kegiatan ini didukung oleh Bank Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Yogyakarta, dan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul. (p/ma)