Literasi Tiada Henti ala Martin Suryajaya

By Admin


Oleh: Swary Utami Dewi

(Pegiat Aksi Literasi)


nusakini.com - Ia adalah Martin Suryajaya. Bilangan usianya di kisaran 30 tahunan. Masih milenial. Namun ia sudah menghasilkan banyak karya bermutu. Karyanya berupa buku-buku filsafat, kritik sastra dan novel serta cerpen. Salah satu bukunya, Sejarah Estetika, berjumlah lebih dari 900 halaman. Ini mampu dituntaskannya dalam waktu satu tahun. Hasilnya adalah sejarah estetika yang runut dan lengkap hingga masa kini. Buku lainnya, Asal Usul Kekayaan, membahas bagaimana kekayaan itu ada dan berkembang dalam masyarakat. Berbagai teori digunakan untuk mengulik asal usul kekayaan ini. Karya-karya lainnya dari Martin juga terbilang bermutu dan menjadi referensi penting.

Bagaimana seorang Martin bisa menjadi pecinta dan penggiat literasi yang bermutu? Ternyata, pola asuh orang tua dan lingkungan berperan penting dalam menjadikan Martin sekarang ini. Budaya literasi, diskusi dan debat yang terjadi baik di lingkungan keluarga maupun sekolah menjadikan Martin sosok yang kritis sekaligus kreatif. Wujud nyatanya adalah tentu saja dalam bentuk karya-karya nyata seperti dicontohkan di atas tadi.

Selain menghasilkan buku, novel dan cerpen yang bermutu serta menghasilkan kritik-kritik sastra yang tajam, Martin juga melirik dan memanfaatkan media-media sosial untuk pengembangan literasi. Misalnya ada youtube khusus di mana Martin melakukan penyebaran literasi tentang filsafat dan hal-hal terkait. Penjelasan gamblang, sederhana dan membikin betah yang menonton menjadi kekuatan literasi yang digaungkan Martin. Hal-hal yang selama ini sering dipandang negatif, misalnya kesukaan banyak orang terhadap game, oleh seorang Martin mampu dikulik dalam sisi positif. Game misalnya oleh Martin diulas dari kekuatan seni dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks ini, Martin selalu mampu berpikir "out of the box".

Bagaimana Martin bisa terus menggulirkan aksi-aksi literasi yang kreatif dan bermutu? Saat menjadi inspirator dalam ajang Webinar Aksi Literasi, bertemakan

"Menggali Karya dan Kiat Berkarya Martin Suryajaya", pada 19 Februari 2021 lalu, Martin berbagi kiatnya untuk bisa tetap setia menggeluti literasi. Proses disiplin diri serta menjaga passion supaya tetap ada dalam mengembangkan literasi harus terus dipelihara. Bahkan jika perlu dipaksa. 

Martin tegas melihat bahwa budaya lekat literasi pada dirinya merupakan proses belajar tiada henti. Selalu membaca serta menulis dan tekun menggeluti berbagai bentuk literasi dilakukannya secara rutin. Khusus membaca dan menulis sudah menjadi makanan harian bagi Martin.

Lalu, komitmen untuk literasi juga teramat penting bagi seorang Martin. Baginya, dirinyalah yang harus menghidupi literasi. Bukan sebaliknya. Tidak heran bahwa literasi terus mampu menyala tiada henti dalam pikiran, perasaan dan tindakan seorang Martin Suryajaya.