LNSW, DJBC dan Kemenkes Kolaborasi Tingkatkan Pengawasan Arus Barang Komoditas Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Dalam rangka meningkatkan pengawasan impor dan ekspor komoditas alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, Lembaga National Single Window (LNSW), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), serta Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan melakukan penandatanganan nota kesepahaman di Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan pada Selasa (24/05).

Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut mencakup pertukaran data dan/atau informasi, pemanfaatan bersama sarana dan prasarana, penanganan atas pelanggaran terhadap aktivitas impor dan/atau impor komoditas alat kesehatan dan/atau perbekalan kesehatan rumah tangga, serta penguatan pengawasan secara terintegrasi melalui Single Stakeholders Information (SSI) Indonesia Single Risk Management (ISRM).

“Melalui kerja sama ini, LNSW berkomitmen untuk mendukung penuh terlaksananya pengawasan ekspor dan impor yang efektif dengan menyediakan akses terhadap data dan informasi tepercaya,” jelas M. Agus Rofiudin selaku Kepala LNSW dalam keterangan resminya.

Mengingat pentingnya komoditas alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga di Indonesia, Kepala LNSW berharap adanya pertukaran data dan informasi melalui Sistem Indonesia National Single Window ini, maka penindakan terhadap pelanggaran tata niaga impor post border dapat semakin tepat dan cepat untuk dilakukan.

Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizka Andalucia menyampaikan bahwa melalui kerja sama dengan LNSW dan DJBC ini, pihaknya berharap mendapatkan suplai data sehingga ketika akan menyusun kebijakan terkait komoditas alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, dapat didasarkan pada basis data yang kuat.

Berangkat dari pengalaman dalam menghadapi pandemi Covid-19, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani menilai bahwa kolaborasi antara DJBC, LNSW, dan Kementerian Kesehatan sudah sangat baik. Di masa awal pandemi, ketiga instansi tersebut telah berhasil membangun sistem teknologi informasi yang membantu pemasukan vaksin dan alat kesehatan lainnya kendati dalam waktu yang terbatas.

“Dengan kolaborasi, kita bisa menghadapi tantangan itu dan Indonesia bisa survive. Kami akan terus solid mendukung kemudahan fasilitasi dan pengawasan,” tukas Askolani. (rls)