LPT-PBNU dan PTNU se-Indonesia Siap Berkolaborasi dengan Praktisi dan Industri Dukung MBKM

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Jakarta--Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan acara sosialisasi kepada Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT-PBNU) dan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) seluruh Indonesia, Kamis (11/8).

Kegiatan yang diikuti 340 perwakilan LPT-PBNU dan PTNU ini menjadi bagian dari rangkaian sosialisasi program Praktisi Mengajar, salah satu program unggulan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi Kemendikbudristek kepada seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

“Praktisi Mengajar adalah salah satu program unggulan dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang bertujuan mensinkronkan pengalaman praktisi di lapangan dengan pengalaman akademik di perguruan tinggi,” ujar Direktur Sumber Daya, Ditjen Diktiristek, Mohammad Sofwan Effendi.

Program Praktisi Mengajar diluncurkan secara resmi dalam acara Merdeka Belajar Episode ke-20 tanggal 3 Juni 2022 lalu oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.

Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna antara sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja. Kolaborasi pembelajaran ini diharapkan dapat mendidik mahasiswa menjadi lulusan yang siap memasuki dunia kerja.

“Tidak hanya mengajar semata tapi juga mendesain kurikulum dan mengevaluasi. Problem based learning bisa berjalan di kelas, dan nantinya dapat memunculkan sinkronisasi yang baik bagi pembekalan para mahasiswa agar bisa mengenal kehidupan akademik dan kehidupan praktis,” imbuh Sofwan.

Ia berpesan agar PTNU dapat memanfaatkan program Praktisi Mengajar dengan baik untuk meningkatkan semangat dan kinerja perguruan tinggi tersebut. Menurutnya, sumber ilmu pengetahuan dan teknologi, bisa didapatkan dari banyak sumber dan profesi seperti dunia industri, praktisi, ulama, dan ilmuwan. “Perkembangan teknologi bisa datang dari berbagai penjuru baik itu berasal dari lembaga riset juga dari industri, sehingga kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri wajib kita lakukan,” tuturnya di akhir acara.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Lajnah Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama, Ainun Na’im, menyampaikan harapannya agar kolaborasi antara PTNU dengan dunia industri dan para praktisi bisa terus berlangsung sehingga dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi dan relevansi pembelajaran mahasiswa untuk berkiprah kepada masyarakat.

“Kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi akan lebih intensif, sehingga, pemenuhan terhadap standar pendidikan tinggi bisa dicapai dengan lebih cepat,” ucapnya.(rilis)