Menaker Ida Ajak Mahasiswa Kembangkan Softskill dan Akhlakul Karimah

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta – Memasuki era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan penggunaan teknologi pada otomasi dan pertukaran data secara cepat dalam segala aspek, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta kalangan mahasiswa untuk terus mengembangkan soft skills dan akhlakul karimah. Karena kompetensi tanpa budi pekerti yang baik tidak akan bermanfaat. 

"Jangan sampai image kurangnya rasa hormat dan sopan santun yang sering dialamatkan pada generasi milennial ada pada diri kalian. Jangan lupa, bijaklah dalam bersosial media," ujar Menaker Ida saat menjadi narasumber Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun 2020/2021 UIN Sunan Ampel Surabaya, melalui video conference pada hari Rabu (23/9). 

Pesan kedua Menaker Ida yakni tetap bersikap rendah hati dan tidak cepat berpuas diri dan teruslah belajar dan berkembang dengan memanfaatkan segala media yang ada. Misalnya mengikuti organisasi, kompetisi, dan pelatihan kompetensi yang ada di berbagai bidang. 

"Tumbuhkanlah kedekatan dengan rakyat, karena mahasiswa adalah agent of change yang bisa membantu perubahan di masyarakat. Jangan menjadi mahasiswa di Menara gading yang hanya bangga dan sibuk dengan urusannya sendiri," katanya. 

Ketiga, Menaker Ida berpesan kepada mahasiswa bila memungkinkan jangan hanya menargetkan diri menjadi pekerja. Tetapi jadilah entrepreneur yang bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak. 

"Alhamdulillah jika disini nanti ada yang bisa meneruskan jejak saya dengan menjadi menteri di masa depan," katanya. 

Menaker Ida menambahkan, bonus demografi yang akan mencapai puncak tahun 2030 akan menjadi berkah, jika usia produktif memiliki kompetensi dan mampu bersaing dalam dunia kerja, baik secara lokal, regional maupun global.  

Sebaliknya, jika usia produktif gagal menangkap peluang tersebut, maka harus bersiap menerima bonus demografi sebagai musibah. 

"Anda sekalian inilah yang akan menjadi generasi Angkatan kerja pada saat puncak bonus demografi tersebut," kata Menaker Ida. 

"Pada saat itu persaingan di dunia kerja akan ketat karena jumlah yang penduduk usia produktif juga besar. Karena itu jadilah pribadi yang produktif dan berkualitas, karena pada masa tersebut masa depan bangsa ada di tangan kalian," katanya melanjutkan. 

Menaker Ida menjelaskan transformasi digital menjadi sebuah norma baru yang terjadi di setiap tempat. Dunia digerakkan oleh artificial intelligence, internet of things, dan Big Data yang berdampak dalam menciptakan skills dan pola pikir baru di dunia industri. 

"Perubahan paradigma ini menciptakan transformasi cara bekerja, cara konsumsi dan keahlian yang dibutuhkan industri dan pada akhirnya juga menciptakan transformasi industri dan masyarakat secara keseluruhan, " ujar Menaker Ida. 

Ditegaskan Menaker, dampak perubahan paradigma adalah terjadinya Disrupsi Ekonomi dan transformasi di bidang ketenagakerjaan. Proses ini membawa dunia bergerak dari old economy ke arah new economy. "Banyak jenis usaha dan jenis pekerjaan yang tidak berkembang, bahkan hilang," ujarnya. 

Kemnaker pada tahun 2017 telah melakukan kajian pasar kerja yang memperkirakan bahwa industri teknologi informasi dan telekomunikasi akan menjadi industri yang paling tinggi pertumbuhannya untuk beberapa waktu ke depan. 

Dalam kajian tersebut juga memproyeksikan jenis pekerjaan yang berkaitan dengan kedua sektor industri tersebut seperti programmer, analis data dan perancang kecerdasan buatan akan menjadi pekerjaan yang tumbuh pesat. 

"Sementara pekerjaan tradisional yang perannya dapat digantikan oleh teknologi digital seperti tukang cetak, pengantar surat dan resepsionis akan semakin menurun permintaannya di masa depan," katanya. (p/ab)