Mendikbud: Tiga Fokus Pendidikan Bantu Siswa Unggul di Zamannya

By Admin

nusakini.com--Dalam memenuhi kebutuhan perkembangan zaman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyampaikan tiga fokus yang menjadi perhatian untuk membantu siswa unggul di zamannya , yakni percepatan penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP), Pengembangan Pendidikan Vokasi, dan Realisasi Pendidikan Karakter. 

“Pada fokus percepatan KIP ini perlu dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menghindari terjadinya generasi putus sekolah," demikian disampaikan Mendikbud saat kunjungan kerja ke Bengkulu, Selasa (6/9/2016). 

Percepatan penyaluran KIP ini, kata Mendikbud, sebagai wujud membantu pendidikan bagi anak tidak mampu usia 6 sampai dengan 21 tahun. “Termasuk didalamnya untuk menjaring anak-anak kita yang sudah tidak sekolah dapat kembali ke sekolah. Ini menjadi kewajiban pemerintah menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak yang putus sekolah. Dengan begitu kita dapat membantu mereka menjadi anak yang unggul,” kata Mendikbud di depan para guru, kepala sekolah, orangtua, dan para pengajar di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu. 

Selain penyediaan akses pendidikan, pemerintah juga harus bisa melihat kebutuhan zaman melalui pendidikan. Untuk menjawab kebutuhan zaman khususnya mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam memasuki dunia kerja, Kemendikbud akan lakukan pengembangan terhadap pendidikan vokasi. “Kita akan tekankan pendidikan vokasi untuk menyiapkan tenaga kerja di usia produktif. Karena ketika Indonesia mencapai usia 100 tahun yakni di tahun 2045, anak Indonesia bisa menjadi generasi berdaya saing,” jelas Mendikbud. 

Dalam mempersiapkan generasi muda yang unggul dan berdaya saing, Mendikbud mengatakan perlu diterapkan pendidikan karakter. Penekanan pendidikan karakter akan dilakukan pada jenjang pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). “sebanyak 70 persen pendidikan karakter untuk jenjang SD, dan 60 persen untuk jenjang SMP,” tutur Mendikbud. 

Implementasi pendidikan karakter, menurut Menteri Muhadjir, harus mengedepankan potensi lokal. Dia mencontohkan, di Provinsi Bengkulu, banyak museum yang bisa menumbuhkan karakter nasionalisme cinta tanah air. “Membangun nasionalisme cinta tanah air di Bengkulu sudah banyak dilakukan seperti mengunjungi museum tempat tinggal Proklamator, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi narasumber bagi siswa. Jadi guru bisa jelaskan kepada siswa siapa Bapak Proklamator kita, dan tumbuhkan rasa cinta tanah air dengan mengunjungi museum itu,” pungkas Mendikbud.(p/ab)