Menhan Inggris Tak Berminat Calonkan Diri Jadi PM Baru

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Meski menjadi sosok yang paling dijagokan, Menteri Pertahanan Ben Wallace menyatakan tak akan mencalonkan diri menjadi perdana menteri Inggris untuk menggantikan Boris Johnson.

"Setelah pertimbangan matang dan mendiskusikannya dengan kerabat dan keluarga, saya memutuskan untuk tak ikut kontestasi kepemimpinan Partai Konservatif," kata Wallace melalui Twitter, Sabtu (9/7).

Ia kemudian menuliskan, "Ini bukan pilihan yang mudah, tapi saya berfokus pada pekerjaan saya sekarang dan melindungi negara ini."

Wallace sebenarnya sosok yang paling dijagokan untuk menggantikan Johnson. Jajak pendapat YouGov pada Kamis (7/7) menunjukkan 13 persen dari 716 responden anggota Partai Konservatif memilih Wallace.

Dengan ketiadaan Wallace, tercatat enam kader Partai Konservatif mencalonkan diri menjadi PM Inggris, di antaranya Menteri Keuangan Nadhim Zahawi dan Menteri Transportasi Grant Shapps.

Ada pula anggota parlemen Kemi Badenoch, Suella Braverman, Tom Tugendhat. Tak kalah penting, mantan menteri keuangan Rishi Sunak juga ikut serta dalam kontestasi ini.

Inggris kini tengah menunggu daftar lengkap calon pengganti Johnson, PM yang akhirnya memutuskan untuk mundur setelah sederet pejabatnya mundur akibat serentetan skandal di tubuh pemerintahan.

Pada dasarnya, posisi perdana menteri Inggris harus diisi oleh pemimpin partai berkuasa, yang saat ini dipegang oleh Partai Konservatif.

Semua kader dapat mengajukan diri menjadi pemimpin baru. Namun, untuk menjadi kandidat, mereka harus didukung setidaknya dua anggota parlemen Partai Konservatif.

Setelah itu, para anggota parlemen Partai Konservatif kemudian menggelar serangkaian pemungutan suara untuk menyaring kandidat yang ada.

Dalam setiap pemilihan, para anggota parlemen diminta untuk menunjuk calon favorit mereka melalui kertas suara rahasia. Kandidat dengan suara terkecil langsung dieliminasi.

Proses ini akan terus diulang hingga dua kandidat tersisa. Dua calon terkuat kemudian maju ke putaran pemilu lebih luas, yaitu untuk seluruh kader Partai Konservatif, tak hanya anggota parlemen.

Pemenang dari pemungutan suara pamungkas ini akan menjadi pemimpin Partai Konservatif, dan secara otomatis merebut takhta perdana menteri. (CNN)