Mentan Amran: Alsintan Picu Regenerasi Usia Muda Petani

By Admin


nusakini.com - Bogor - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, saat ini sebagian besar usia kerja petani di Indonesia masih didominasi usia tua. Karenanya, pemerintah terus mengupayakan peningkatan teknologi pertanian untuk mendorong usia muda yang produktif untuk berkiprah di bidang pertanian.

Dengan demikian, menurut Mentan Amran, salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah dengan memberikan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada para petani.

"Alsintan dapat memicu usia produktif atau usia muda untuk berkecimpung dalam pertanian, sehingga anak muda juga bisa bertani," ucap Mentan Amran, usai menghadiri Seminar Nasional Moderenisasi Sistem Mekanisasi Pertanian Ikatan Alumni Universitas Hasanudin, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/4/2016).

Mentan Amran menjelaskan, dengan cara mengalihkan pengolahan tradisional ke modern, biaya produksi mampu ditekan hingga 40 persen.

"Jika dulu mengolah satu hetar sawah dikerjakan 5 sampai 10 orang, dengan Alsintan cukup dua orang. Secara otomatis pengerjaan pra tanam, masa tanam, dan panen bisa lebih cepat," katanya.

Mentan melanjutkan, pemerintah mengalokasikan dana untuk pembelian Alsintan sebesar Rp 4,1 triliun dalam anggaran belanja negara 2016. Jumlah tersebut meningkat Rp 3,6 triliun dibanding tahun lalu.

Rektor Universitas Hasanudin Dwia Ariestina Pulubuhu berpandangan, jika priode usia kerja para petani saat ini di antara 40 sampai 50 tahun. Sementara, hingga tahun 2020 Indonesia masih mempunyai bonus demografi, dimana usia muda (produktif) meningkat.

Namun kenyataanya, disaat usia produktif meningkat, sangat jarang yang mau bekerja di sektor pertanian atau menggarap langsung lahan pertanian.

"Paradigma di kalangan anak muda, petani itu kotor dan bukan profesi yang membanggakan. Untuk itu dengan teknologi, paradigma tersebut bisa dirubah," jelas Dwia.

Tahun 2016 Kementerian Petanian menyediakan 38.000 Alsintan dan tentunya hal tersebut bisa memicu usia muda untuk beralih menjadi petani.

"Regenerasi petani itu penting dan kita harus mensiasatinya, salah satunya dengan teknologi. Peran perguruan tinggi juga penting untuk memberikan pendampingan atau menyiapkan sumber daya manusianya," tandasnya. (mk)