Mentan Amran Apresiasi Inovasi Benih Jagung Kapolda Jatim dengan Produktivitas Tinggi
By Admin
nusakini.com, Subang (21/1) – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memuji inovasi varietas benih jagung dengan produktivitas tinggi yang dihasilkan oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur (Kapolda Jatim). Benih unggul Benih Hibrida Jenis TKS 234 yang dinamakan Bhayangkara ini menjadi sorotan dalam kegiatan tanam jagung serentak 1 juta hektar bersama Mentan Amran dan Kapolri yang dilaksanakan di Kabupaten Subang.
Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran mengungkapkan bahwa inovasi ini menjadi salah satu bukti bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menciptakan solusi nyata bagi ketahanan pangan nasional.
“Yang lebih menarik adalah tadi ada kreativitas, ada inovasi baru dari Kepolisian Republik Indonesia di Jawa Timur, yaitu menciptakan benih unggul dengan produktivitas mencapai 10-12 ton per hektar. Kami putuskan untuk membeli, karena ini adalah hasil karya anak bangsa yang harus diapresiasi,” ujar Mentan Amran.
Dalam dialog virtual bersama Kapolda Jatim dan jajaran, Mentan Amran menyampaikan komitmennya untuk membeli 200 ton benih jagung berproduktivitas tinggi tersebut. Ia juga meminta agar benih ini dapat digunakan oleh Polda-Polda lain di seluruh Indonesia untuk memperluas jangkauan penggunaan benih unggul.
“Kami meminta agar benih ini dipergunakan oleh Polda-Polda lainnya di seluruh Indonesia, sehingga jangkauan penggunaannya bisa semakin luas dan produksi jagung nasional meningkat signifikan,” tegas Mentan Amran.
Ia optimis dengan langkah ini, Indonesia dapat segera mencapai swasembada jagung dan bahkan memiliki peluang untuk ekspor di masa depan.
“Kalau 1 juta hektar ini nanti menjadi kenyataan, kami pastikan kita bisa swasembada. Dengan produksi minimal 5 ton per hektar, berarti ada tambahan 5 juta ton. Sedangkan kekurangan kita saat ini sekitar 1-2 juta ton, sisanya nanti bisa kita ekspor ke depan,” tambahnya.
Dikesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menyampaikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh jajaran Kepolisian Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa varietas benih jagung ini memiliki produktivitas jauh di atas rata-rata nasional.
“Tadi ada hal-hal menarik yang tentunya terus kita dorong, terus berlomba-lomba melakukan inovasi. Di Jawa Timur, khususnya, menanam jagung yang digunakan untuk benih dengan kemampuan rata-rata tiga sampai empat kali lipat dibandingkan rata-rata nasional. Biasanya satu hektar menghasilkan 5 ton, ini bisa mencapai 18 hingga 20 ton. Tentunya ini menjadi hal yang sangat menarik,” kata Kapolri Sigit.
Ia juga menyampaikan bahwa inovasi seperti ini perlu terus didukung, termasuk pembangunan pabrik untuk menyerap hasil panen, seperti yang sedang dilakukan di wilayah Kalimantan Barat.
“Kami mendorong kreativitas dari seluruh jajaran. Program ini tidak hanya mendukung swasembada pangan tetapi juga membantu menciptakan ekosistem ekonomi di daerah, termasuk untuk pakan ternak dan pertumbuhan ekonomi di desa,” tambah Kapolri.
Penemuan varietas benih unggul ini diharapkan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi jagung nasional. Dengan produktivitas mencapai 10-12 ton per hektar, inovasi ini tidak hanya menjawab kebutuhan pangan domestik tetapi juga membuka peluang ekspor.
Benih Jagung Bhayangkara ini memiliki sejumlah keunggulan diantaranya Ketahanan terhadap akar dan kerebahan batang yang membuat tanaman lebih kuat.Toleransi terhadap penyakit, sehingga lebih tahan dalam berbagai kondisi. Bobot biji yang tinggi, mencapai 367,89 gram per 1.000 biji.Kandungan nutrisi unggul, dengan kadar protein 9,10 persen dan karbohidrat 85,43 persen.Dari segi produktivitas, Benih Bhayangkara mampu menghasilkan rata-rata panen sebesar 12,72 ton per hektar, dengan hasil panen kering sebanyak 10,44 ton per hektar.
Sebagai informasi, kegiatan tanam jagung serentak ini melibatkan 19 provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Kalimantan Barat, dengan harapan menciptakan swasembada jagung yang berkelanjutan. Kolaborasi antara Kementerian Pertanian, Kepolisian, dan masyarakat menjadi fondasi kuat dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional. (*)