Merdeka Belajar Jadi Inspirasi Kolaborasi Global Untuk Pemulihan Pendidikan

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Jakarta--Dalam Upacara Bendera Peringatan Hari Kemerdekaan ke-77 Republik Indonesia, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa Presidensi G20 Indonesia terus mendorong kolaborasi global dalam pemulihan pendidikan pascapandemi Covid-19. Melalui Education Working Group (EdWG), Indonesia telah memberikan contoh kepada dunia tentang beragam program Kampus Merdeka yang melatih dan membekali generasi muda untuk memasuki dunia kerja sejak di bangku kuliah dengan hak belajar di luar kampus.

Ditemui usai upacara bendera, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menuturkan refleksinya di hari kemerdekaan tentang kekuatan vokasi.

“Pendidikan vokasi terbukti mampu mengatasi tantangan selama dua tahun ini dengan hasil-hasil karya luar biasa. Anak-anak vokasi tidak perlu ragu lagi dengan kemampuannya. Dengan dukungan sistem, pendidikan vokasi harus bisa berkontribusi sangat banyak bagi bangsa,” harap Dirjen Kiki.

Dirjen Kiki melanjutkan, pendidikan vokasi memiliki tiga nilai yang harus selalu melekat. Pertama, nilai pendidikan, di mana pendidikan vokasi harus memenuhi amanat Undang-undang Dasar 1945 dan memenuhi tujuan pendidikan. Nilai kedua, adalah nilai ekonomi. "Pendidikan vokasi harus menjadikan lulusannya bermanfaat bagi diri sendiri, bangsa, dan negara,” jelas Dirjen Kiki.

Nilai ketiga, lanjut Dirjen Kiki, adalah nilai sosial. “Pendidikan vokasi harus memberi manfaat dari siswa bagi keluarga dan masyarakat. Kita juga ingin pendidikan vokasi terjangkau bagi seluruh masyarakat yang membutuhkannya,” ucapnya.

Peserta didik asal Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perguruan Cikini, Theodosius Naldo Priandana, mengaku bangga memperoleh kesempatan bermain dalam orkestra sekolahnya yang mengiringi upacara di Kemendikbudristek hari ini. “Saya bangga hari ini bisa ada di sini,” ucap siswa kelas XI jurusan musik yang piawai memainkan biola.

Sebagai peserta didik vokasi jurusan musik, ia bersyukur pembelajaran sudah kembali ke sekolah. “Dulu, di era pandemi kita belajar dari rumah dan harus menatap laptop terus-menerus. Sekarang, karena sudah bisa belajar di sekolah lagi, saya lebih fokus. Belajar juga lebih seru karena bertemu teman-teman,” ucap Naldo yang berharap dapat meneruskan pendidikannya di Jurusan Musik Institut Seni Indoensia (ISI) Yogyakarta.

Naldo juga bersemangat di tahun ajaran baru ini, karena sekolahnya telah menerapkan Kurikulum Merdeka. “Kurikulum sebelumnya, kita mendengarkan penjelasan guru dan diberi tugas. Sekarang, dengan Kurikulum Merdeka saya senang. Sebab, sekarang kita lebih fokus ke pembelajaran berbasis proyek (project-based learning). Contohnya, karena saya di jurusan musik, saya berlatih membuat produk aransemen yang nantinya berguna bagi portofolio saya di dunia kuliah dan kerja,” tutur Naldo.

Pemenang Putri Pendidikan Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Tri Octafiany yang sehari-hari berprofesi sebagai konsultan sumber daya manusia, mengakui dunia SDM berkaitan erat dengan pendidikan. “Di pekerjaan saya, saya jadi mentor bagi orang-orang yang akan memasuki dunia kerja. Ini sangat menyenangkan,” ucap Tri yang juga sibuk memimpin komunitas yang memfasilitasi siswa dan mahasiswa belajar bahasa asing dengan gratis, bernama Indonesian Language Buddy, dengan instagram bertajuk @id.labu.

Minatnya mendorong penguasaan bahasa asing juga berangkat dari kesadaran tuntutan dunia industri dan usaha yang semakin mengglobal dan membutuhkan lulusan-lulusan kompeten, termasuk dalam bahasa asing. “Terutama Bahasa Inggris, penting sekali anak muda menguasainya,” ucap Tri yang mengaku senang sekali bisa mengikuti upacara bendera di kantor Kemendikbudristek.

Tri berharap, pendidikan Indonesia dapat semakin memerdekakan dan inklusif bagi semua umur, suku, dan latar belakang. “Saya harap, semua orang Indonesia, di mana pun berada, dapat belajar dengan gembira dan merata. Semoga semua guru, dosen, siswa, dan mahasiswa bisa bersatu padu menciptakan Generasi Emas Indonesia di tahun 2045,” terang Tri.

Pegawai Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa, Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek, Zulkarnaen Haryo Nugroho, mengaku optimis menatap masa depan pendidikan di hari istimewa ini. Akselerasi pendidikan di tahun ajaran baru dengan Kurikulum Merdeka sangat dirasakannya.

“Dengan hadirnya Kurikulum Merdeka yang lebih mengedepankan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) memberi kesempatan bagi karya-karya guru dan murid untuk bisa lebih terlihat dan ternilai,” jelasnya.(rilis)