MUI, Rekan Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme

By Nad

nusakini.com - Jakarta – Beberapa hari terakhir, publik dikejutkan dengan adanya penangkapan tiga orang terduga teroris yang disinyalir menjadi anggota Jamaah Islamiyah (JI) oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Salah satu dari kegita tersangka tersebut adalah seorang anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Ahmad Zain An Najah.

Menanggapi penangkapan tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin yang merupakan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat menyatakan bahwa MUI bukan lembaga teroris. MUI telah menjadi rekan pemerintah dalam memberantas terorisme. Oleh karena itu, kedua hal tersebut (penangkapan anggota dan terorisme), tidak dapat dihubungkan. 

“MUI bersama BNPT terus melakukan upaya-upaya untuk kontra radikalisme dan juga langkah-langkah deradikalisasi. Jadi, kalau MUI secara lembaga dianggap justru tidak memperhatikan terorisme, itu suatu kesalahan besar karena memang sejak awal MUI sudah justru merupakan partner pemerintah di dalam penanggulangan terorisme. Jadi, saya kira Ini yang perlu dipahami,” tegas Wapres dalam keterangan persnya di kediaman resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Lebih lanjut Wapres menyampaikan, komitmen MUI dalam memberantas terorisme telah ditunjukkan sejak lama. Bahkan, MUI merupakan salah satu lembaga yang turut menginisiasi terbentuknya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

“Ketika itu penanggulangan terorisme negara masih dalam bentuk desk terorisme di Menkopolhukam. TPT (Tim Penanggulangan Terorisme) ini bersama dengan desk terorisme itu terus melakukan upaya-upaya sosialisasi dalam rangka menangkal terorisme, menangkal radikalisme, bahkan MUI bersama dengan ormas-ormas Islam lainnya, bersama dengan pemerintah dalam hal ini Menko Polhukam, menginisasi lahirnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,” urai Wapres. 

Terkait upaya yang disinyalir sebagai penyusupan teroris ke dalam MUI, Wapres menilai bahwa hal tersebut merupakan sebuah kejadian yang tidak dapat dihindari. Sebab, MUI merupakan organisasi besar yang di dalamnya berkumpul banyak sekali representasi organisasi massa. Selain itu, derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor tercepat dalam mengubah pola pikir seseorang. 

“Jangan karena satu orang, namanya penyusupan di mana-mana ada penyusupan itu. Jadi, bukan rumahnya yang dibakar tapi ya tikusnya itulah,” ungkap Wapres.

“MUI itu kan sebenarnya merupakan lembaga representasi lebih dari 60 organisasi Islam yang bergabung di situ. Dan juga ada beberapa tokoh cendekiawan, tokoh-tokoh zuama yang juga bergabung. Artinya, MUI itu adalah organisasi yang berkumpulnya, selain representasi ormas dan pemimpin-pemimpin, yang begitu besarnya itu,” tambahnya.

Menutup keterangan pernya, Wapres menegaskan bahwa ia mendukung dilakukannya penegakkan hukum yang adil dan sesuai ketentuan terhadap siapapun yang melakukan tindak kejahatan, termasuk terorisme.

“MUI mendukung supaya penanggulangan atau penindakan terhadap mereka yang terlibat terorisme. Siapapun dia. Walaupun itu misalnya anggota pengurus MUI, kalau dia teroris ya harus [dihukum],” pungkas Wapres.