(Opini) Peran Humas dalam Komunikasi Publik di Saat Krisis

By Admin


Oleh: Makmur Gazali

SATU hal yang sangat penting dalam menjaga marwah dan kinerja pemeritahan adalah tumbuhnya rasa percaya yang terbangun baik di internal (staf eselon dan ASN) maupun di eksternal pemerintahan (publik, stakeholder)

Rasa kepercayaan yang terbangun tidak dengan sendirinya ada melainkan harus dibangun serta dijaga dengan berbagai kiat maupun strategi komunikasi. Di sinilah lembaga kehumasan sangat berperan aktif. 

Dalam skala normal, strategi membangun komunikasi kepercayaan tidaklah terlalu sulit. Yang diperlukan disaat ini hanyalah terus-menerus ‘menyuplai’ informasi baik terkait kegiatan pemerintah yang dinilai mampu befkontribusi pada nilai-nilai kepercayaan di internal maupun di eksternal pemerintahan. 

Yang agak merepotkan memang ketika situasi sedang tidak normal, baik disebabkan faktor dari dalam maupun dari luar pemerintah. Bila kondisi ini terus berkelanjutan makan bisa berkembang menjadi situasi krisis. 

Salah satu contoh yang masih segar diingatan kita adalah munculnya wabah virus corona (Covid-19) yang melanda dunia dan terus semakin memicu kepanikan dan berdampak bergolaknya perekonomian.  

Situasi ini bahkan semakin terasa tak terkendali, beberapa negara bahkan menerapkan situasi darurat, termasuk Indonesia. Tidak berhenti di sana ada negara (wilayah) tertentu memberlakukan lockdown yang artinya membatasi pergerakan orang di wilayah tersebut, baik yang masuk maupun yang keluar. 

Kondisi seperti ini juga sendirinya menimbulkan kepanikan masyarakat serta sangat berimbas pada pergerakan ekonomi . Dengan demikian membangun komunikasi sehingga menjaga agar masyarakat tidak panik dan menerapkan strategi untuk terus membantu terciptanya kondisi yang stabil dan normal sangat diperlukan dari lembaga kehumasan.

Salah satu yang perlu dilakukan lembaga kehumasan adalah pertama, membangun komunikasi internal agar para pegawai tidak merasa resah dalam kondisi seperti ini. Komunikasi yang positif dan keterbukaan sangat diperlukan sehingga meredam kemungkinan munculnya isu-isu negatif di internal pemerintahan. 

Kedua, membangun komunikasi eksternal baik kepada stakeholder maupun kepada publik. Berbagai cara bisa dilakukan, tapi dalam kondisi tidak normal, di mana social distancing (menjaga jarak) diterapkan maka peran sosial media (facebook, twitter, instagram) dan saluran komunikasi online lain seperti WAG (WhatsApp Group) sangat membantu terutama dalam mengoordinasikan serta menginformasikan hal-hal yang penting. 

Seruan Presiden Jokowi agar menerapkan social distancing serta bekerja di rumah menjadikan saluran media komunikasi online sangat penting dalam terus membangun kepercayaan pemerintah baik di internal maupun di eksternal. 

Lembaga kehumasan menjadi demikian penting dalam situasi seperti saat ini. Membangun dan menciptakan ketenangan, meminimalisir kecemasan dan menginformasikan sikap optimis menjadi salah satu agenda dan fokus lembaga kehumasan dalam suasana menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. (**)

Penulis adalah jurnalis dan pemerhati media