Para Menteri Anggota APCC Bahas Penguatan Produk Kelapa Global

By Admin

nusakini.com-- Indonesia menjadi tuan rumah Asian and Pacific Coconut Community  (APCC) Session/Ministerial Meeting ke-52 di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 23-26 Mei 2016. 

Pembahasan difokuskan pada penguatan kerja sama negara anggota APCC dan perluasan APCC  menjadi International Coconut Community (ICC); fasilitasi pengembangan pasar melalui kerja sama  dengan lembaga internasional untuk mengembangkan portal informasi produk kelapa berbasis web; penguatan kerja sama riset guna memajukan teknologi di bidang konservasi bibit unggul dan  teknologi pengolahannya; serta pembentukan komite untuk meneliti secara ilmiah manfaat kelapa dan produk turunannya bagi kesehatan. 

Forum ini dihadiri menteri dari 5 negara, yaitu Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Filipina, dan  Kepulauan Solomon. Hadir pula delegasi dari 15 negara anggota APCC, yaitu Fiji, India, Indonesia, Kiribati, Kepulauan Marshall, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Samoa, Kepulauan Solomon, Sri  Lanka, Tonga, Thailand, Kenya, dan Jamaika. 

"Tren yang berkembang di dunia saat ini semakin menguatkan kelapa dan produk turunannya  sebagai komoditas serbaguna yang naik daun. Negara-negara anggota APCC bersama-sama menyusun strategi agar kelapa dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang maksimal termasuk mengentaskan kemiskinan. Strategi ini termasuk dalam 4 agenda utama yang disepakati di pertemuan,” jelas Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong saat membuka APPC Ministerial Meeting ke-52, Senin (23/5). 

Mendag Thomas Lembong menambahkan, sebagai upaya mengentaskan kemiskinan, APCC perlu  bersama-sama memberdayakan petani kelapa, mengembangkan rantai pasok yang memberikan harga yang numeratif, serta menghapus hambatan perdagangan. Diskusi negara-negara anggota APCC juga diarahkan pada penguatan sektor pertanian yang mendukung kelapa menjadi fashionable product di pasar-pasar baru. 

“Masyarakat semakin tertarik mengonsumsi produk berbasis kelapa seperti Virgin Coconut Oil  (VCO), coconut chips, dan gula kelapa sebagai penunjang gaya hidup sehat,” kata Mendag Tom. 


Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag, Deny W. Kurnia, menambahkan, “Tahun 2015, Indonesia mengekspor 1,8 juta ton dengan nilai sekitar USD 1,2 miliar. Kelapa memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan bernilai tambah guna memasok pasar domestik dan pasar ekspor.” (p/ab)