Pasar E- Commerce Diprediksi Bakal Tembus Rp. 320 Triliun

By Admin

Pasar e-commerce Tanah Air diprediksi bakal makin cerah mulai pertengahan tahun 2016 hingga tahun depan. Hal ini didukung oleh tingginya penetrasi internet di Indonesia dan menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat.

 Data CIMB ASEAN Research Institute (CARI) mencatat, dalam beberapa tahun mendatang,nilai transaksi pasar e-commerce Indonesia diprediksi mencapai lebih dari USD25 miliar hingga USD 30 miliar atau sekitar Rp 320 triliun.

CEO Wardour and Oxford, Wempy Dyocta Koto mengatakan, persaingan di dunia bisnis, UKM, dan startup lokal dan asing akan makin meningkat. Daya beli masyarakat Indonesia juga dinilai terus naik dalam beberapa tahun ke depan.

"Penetrasi internet di Indonesia dapat mencapai 250 juta pengguna dalam beberapa tahun mendatang. Jumlah tersebut setara dengan jumlah pengguna di Amerika Serikat saat ini," ujarnya dalam keterangan tulis, Minggu (7/2/2016).

 Saatini, nilai pasar e-commerce di Indonesia masih terbilang rendah, yakni hanya USD 1,3 miliar. Penyebabnya, jumlah pembeli online di Indonesia terbilang sedikit jika dibandingkan dengan negara anggota MEA lainnya. Dari 39 juta pengguna internet pada 2013, hanya 5 juta pengguna yang menjadi pembeli online.

"Hal berbeda terlihat di Singapura. Di negara ini, penduduknya berjumlah sekitar 5,5 juta. Dari jumlah tersebut, sekitar 3.2 juta di antaranya menjadi pembeli online. Artinya lebih dari 50 persen penduduk Singapura merupakan target markete-commerce," papar Wempy.

Untuk meningkatkan pasar e-commerce di Indonesia dan Asia Tenggara, beberapa langkah harus dilakukan. Satu di antaranya adalah meningkatkan akses internet.

"Pemerintah Indonesia harus turut serta dalam meningkatkan jangkauan internet di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah kepulauan. Tapi, yang lebih penting, pemerintah juga harus meningkatkan awareness masyarakat tentang pentingnya akses internet," tutur Wempy.

Selain itu, memperkuat keamanan online juga harus dilakukan. Tak hanya itu, Indonesia juga perlu mempromosikan e-payment kepada masyarakat luas. Pekerjaan Rumah (PR) Indonesia lainnya untuk meningkatkan daya saing dalam era MEA adalah peningkatan efisiensi logistik dan perdagangan. Selain isu kepercayaan,pengiriman menjadi satu di antara faktor yang menyebabkan keengganan masyarakat membeli secara online.

"Biaya pengiriman mahal dan infrastruktur transportasi di Indonesia masih buruk. Untuk menyiasati hal itu, pemain e-commerce bisa bekerja sama dengan penyedia layanan logistik. Tujuannya meningkatkan layanan pengiriman mereka jadi lebih baik," ujarnya. *