Pasar K-Pop terus Meningkat Walaupun di tengah Pandemi

By Nad

nusakini.com - Internasional - Pasar pop culture di Indonesia mengalami hantaman yang keras akibat pandemi COVID-19, salah satu contohnya adalah grup JKT48 yang harus memotong jumlah member karena defisit. Namun, industri K-Pop justru melejit karena meningkatnya jumlah penjualan album fisik.

Empat agensi besar K-Pop, HYBE, SM Entertainment, YG Entertainment, dan JYP Entertainment, masing-masing memiliki artis yang menjual lebih dari 1 juta kopi album fisik, seperti BTS dan Seventeen dari HYBE, EXO, Baekhyun, NCT Dream dan NCT 127 dari SM, BLACKPINK dari YG, dan Stray Kids dari JYP.

Penjualan album fisik semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Jumlah penjualan sempat menurun pada tahun 2014, dengan total hanya 7,38 juta kopi, namun pada tahun 2015 penjualan meningkat menjadi 8,38 juta, 10,8 juta pada tahun 2016, 16,93 juta tahun 2017, 22,82 juta tahun 2018, 24,59 juta tahun 2019, dan sekitar 42 juta pada tahun 2020, menurut Kim Jin Woo, kepala peneliti dari Gaon Chart.

Pada tahun ini, sekitar 43 juta kopi album fisik telah terjual dalam sembilan bulan pertama, sudah mengalahkan jumlah keseluruhan dari tahun lalu.

Pihak-pihak dari industri K-Pop mengatakan pencapaian ini adalah karena batasan yang diciptakan oleh pandemi, dan juga karena ketenaran BTS di seluruh dunia.

"Penggemar tampaknya berusaha menutupi kekecewaan mereka karena tidak bisa bertemu langsung dengan para artis dengan cara membeli album fisik," jelas Kim. Ia juga mengatakan pasar album fisik semakin berkembang karena jumlah penggemar luar negeri terus bertambah.

Menurut statistik perdagangan dari Korea Customs Service, ekspor album K-pop melonjak 119,9 persen menjadi US$173,948 juta (sekitar Rp 2,4 triliun) dalam sembilan bulan pertama tahun ini dari periode yang sama tahun lalu, sebagai tanda popularitas album K-pop di luar negeri.

Berdasarkan negaranya, Jepang adalah pihak importir terbesar, diikuti oleh Cina, Amerika Serikat, Indonesia, Taiwan, dan Thailand.

Pendapatan agensi-agensi K-Pop berkurang secara signifikan dalam bidang konser dan jumpa fans, sehingga mereka lebih tergantung pada penjualan album fisik sekarang.

Menurut sistem pengungkapan elektronik dari Financial Supervisory Service, penjualan album fisik dan digital mencapai 44,5 persen dari total penjualan SM di semester pertama tahun ini, naik 12,5 poin persentase dari periode yang sama tahun lalu. Tingkat untuk JYP juga naik 8,5 poin persentase menjadi 56,5 persen.

Beberapa pihak di industri menduga penjualan tahunan album K-Pop bisa mencapai 100 juta pada tahun ini jika tren penjualan terus berlanjut, namun para ahli mengatakan hal ini bergantung pada situasi pandemi ke depannya.

Pemerintah Korea Selatan berencana untuk beralih ke skema "hidup dengan COVID-19", di mana virus akan diperlakukan sebagai penyakit pernapasan menular, seperti influenza musiman, dengan jarak yang dilonggarkan, pada awal November.

"Menjelang transisi ke skema 'Dengan Corona', acara-acara seperti konser langsung sudah dijadwalkan satu per satu mulai November. Dalam situasi seperti itu, konsumsi fandom, yang berfokus pada pembelian album, dapat tersebar," kata Kim. "Meskipun ada batasan untuk ekspansi dengan fandom domestik, pasar K-pop global mampu berkembang tanpa batas. Jadi, peningkatan bertahap mungkin terjadi walaupun penjualan album tahunan tidak dapat dijamin mencapai 100 juta kopi."