Pemilik Pabrik Dituntut atas Pembunuhan setelah Kebakaran Pabrik di Bangladesh Tewaskan 52 Orang

By Nad

nusakini.com - Internasional - Kepolisian Bangladesh menahan pemilik pabrik atas dasar tuntutan pembunuhan setelah 52 orang tewas terbakar di pabrik. Diketahui bahwa anak-anak usia 11 tahun juga bekerja di pabrik tersebut.

Empat anak pemilik pabrik juga termasuk dalam delapan orang yang ditangkap pada hari Sabtu (10/7) setelah kebakaran pabrik terjadi pada hari Kamis (8/7) dan baru bisa dipadamkan dalam satu hari. Penyelidikan terpisah telah dilakukan mengenai penggunaan buruh anak-anak di pabrik tersebut.

Layanan darurat mengatakan mereka berhasil menemukan 49 mayat di pabrik Makanan dan Minuman Hashem di Rupganj, sebuah kota industri yang terlekat 25km dari timur ibukota Dhaka. Tiga orang juga meninggal setelah melompat dari gedung.

Korban-korban yang hangus ini ditumpukkan dalam armada ambulans dan dibawa ke kamar mayat di tengah isakan tangis warga-warga yang melihat.

Ketua polisi distrik Narayanganj di mana pabrik itu berlokasi, Jayedul Alam mengatakan pintu masuk pabrik dikunci gembok saat kebakaran terjadi dan pabrik ini melanggar banyak aturan kebakaran dan keselamatan.

"Ini adalah pembunuhan yang sengaja," ucap ketua polisi kepada kantor berita AFP.

Juru bicara pemadam kebakaran juga mengatakan pintu keluar yang mengarah ke tangga utama dikunci gembok. Bahan kimia dan plastik yang mudah terbakar juga disimpan di dalam gedung pabrik.

Pihak otoritas mengatakan operasi penyelamatan sudah berakhir, namun beberapa buruh masih dinyatakan hilang oleh kerabat-kerabat dekat mereka.

Sedangkan menteri buruh Monnujan Sufian mengatakan penyelidikan sudah dimulai mengenai penggunaan pekerja anak-anak di pabrik tersebut.

Sufian menyatakan ia sudah berbicara dengan dua penyintas berusia 14 tahun di rumah sakit. Satu wanita mengatakan keponakannya yang berusia 11 tahun bekerja di pabrik itu dan masih hilang.

Bangladesh berjanji akan melakukan reformasi setelah bencana Rana Plaza di tahun 2013, yaitu ketika gedung 9 lantai rubuh dan menewaskan lebih dari 1.100 orang.

Namun sejak kejadian tersebut, masih banyak peristiwa kebakaran dan bencana lain. Pada tahun 2019, paling tidak 70 orang tewas ketika kebakaran terjadi di apartemen Dhaka di mana bahan kimia disimpan secara ilegal.