Pengembangan Teknologi Pengolahan Jagung Bagi Kelompok Tani Jagung di Desa Tonasa Oleh Dosen UMI

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Takalar--Desa Tonasa dikenal sebagai salah satu sentra produksi jagung, di Takalar. Potensi ini didukung oleh kondisi agroekosistem yang mampu melaksanakan panen jagung secara terus-menerus sepanjang tahun, sesudah panen padi. Produksi jagung yang dihasilkan oleh petani pada umumnya dalam bentuk pipilan kering dan dijual dengan harga sekitar Rp. 3.000 – Rp. 4000,- per kg untuk dijadikan pakan ternak. Penjualan jagung pipilan ini tidak memberikan nilai tambah terhadap jagung tersebut dan tidak ada tambahan pendapatan bagi petani.

Permasalahan ini mendorong dosen-dosen Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa Kegiatan Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) di desa Tonasa. Tim Pengabdi yang terdiri dari Dr. Ir. Netty, Ir. Hidrawati, MP dan seorang Alumni Muhammad Nasir, SP., telah melakukan kegiatan pelatihan penerapan teknologi tepat guna pengolahan jagung menjadi produk olahan berbahan dasar jagung pada mitra Kelompok Tani Jagung Abbulo Sibatang. Kegiatan ini sebelumnya telah disosialisasikan pada kelompok tani dan setelah kegiatan pelatihan akan diikuti dengan evaluasi atau monitoring kegiatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang nilai gizi jagung kuning dan teknik pengolahan jagung menjadi kerupuk jagung.

Kelompok tani Abbulo Sibatang diketuai oleh Ilyas Daeng Lapang dan beranggotakan sekitar 20 orang petani yang selama ini menanam jagung bersama anggota keluarga petani. Petani dan keluarganya umumnya belum melakukan pengolah jagung untuk dikonsumsi. Padahal jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan olahan diantaranya dapat dijadikan kerupuk jagung. Kerupuk jagung merupakan makanan ringan yang mudah diolah karena prosesnya relatif mudah, biayanya terjangkau dan dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai jual. Selain itu kerupuk jagung hanya diolah dengan menggunakan bahan baku jagung sebagai bahan dasarnya dan dapat dijadikan produk unggulan desa.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode penyuluhan, partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat melalui Pelatihan dan Pendampingan Produksi. Kelompok tani dan keluarganya yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri diberi pemahaman tentang nilai gizi jagung kuning bagi kesehatan dan pelatihan teknik pembuatan kerupuk jagung. Kelompok mitra sebagai peserta berpastisipasi sangat aktif dan antusias melakukan kegiatan pembuatan krupuk jagung mulai dari tahap pengolahan jagung, pembuatan adonan sampai pada penggorengan kerupuk jagung yang dihasilkan. Peserta pelatihan terutama ibu-ibu menyatakan sangat senang mendapatkan pelatihan teknik pembuatan kerupuk jagung yang selama ini belum pernah dilakukan, karena bahan baku jagung tersedia di sekitar mereka.

Pengolahan kerupuk jagung ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah komoditas jagung yang selama ini hanya dijual dalam bentuk pipilan kering. Adanya nilai tambah pada produk olahan ini dengan sendirinya akan meningkatkan penerimaan bagi para pengolahnya sehingga mampu menambah penghasilan. Keberadaan agroindustri rumah tangga ini dapat membawa dampak positif berupa peningkatan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.(rilis)