Perang Polemik Terjadi Usai Menteri Keuangan DDP Pasoepati Mundur
By Abdi Satria
nusakini.com-Solo-Perang polemik terjadi menyusul keputusan Menteri Keuangan DPP Pasoepati, Milia Jatmiati mendadak mengundurkan diri. Dalam rilisnya, Lia, sapaan akrabnya, menilai menilai banyak program yang tidak dijalankan sesuai janji kampanye Presiden dan wakil Presiden Pasoepati. Diantaranya, tidak ada niatan dari Presiden dan Wapres Pasoepati merangkul elemen-elemen Pasoepati dan tokoh-tokoh Pasoepati yang punya loyalitas, integritas serta berpengalaman dalam menjalankan organisasi untuk membesarkan Pasoepati.
"Legalitas Pasoepati yang tidak di prioritaskan, sehingga sampai hari ini (8 bulan setelah kongres) belum diselesaikan. Sementara itu konsolidasi dan sosialisasi kepengurusan DPP Pasoepati kepada korwil-korwil serta suku-suku se-Solo Raya, tidak dijalankan oleh Presiden Pasoepati (Maryadi Gondrong),”jelasnya.
Lia juga menyoroti janji adanya program KTAnisasi yang hingga detik ini belum terealisasi. Menurutnya, program yang dijalankan Presiden Pasoepati justru bukan program-program unggulan sesuai janji kampanye, tapi lebih banyak program improvisasi yang diputuskan sepihak oleh Presiden Pasoepati tanpa melalui rapat DPP Pasoepati. “Loyalitas saya (di DPP Pasoepati) serta pengorbanan waktu, tenaga, pikiran serta materi saya selama ini terhadap presiden-wapres dan DPP Pasoepati tidak dianggap,”tegasnya.
Lia menambahkan, segala bentuk upayanya sebagai menkeu untuk kemajuan Pasoepati sama sekali tidak dihargai. Ia pun berharap, laporan keuangan yang telah dibuatnya disampaikan kepublik melalui media sosial. Kalau perlu, laporan keuangan yang kami buat bisa disampaikan ke publik melalui media sosial,”tuturnya.
Menjawab alasan pengunduran diri mantan Menteri Keuangan Pasoepati tersebut, Presiden didampingi Wakil Presiden dan Sekjen Pasoepati dalam keterangan persnya membantah, justru sebelum mengundurkan diri Lia sudah di nonaktifkan dengan alasan ingin menyelamatkan organisasi karena bermasalah dengan keuangan.
Terkait hal ini, Lia justru menyampaikan sebaliknya, jika penonaktifan dirinya karena alasan meminta pertanggung jawaban rincian pengeluaran keuangan yang digunakan Presiden Pasoepati yang pernah di keluarkan melalui beberapa kali transfer ke salah satu rekening bank. Lia juga menyoal pertanggung jawaban pengeluaran uang senilai 5jt rupiah yang pernah di keluarkan oleh DPP Pasoepati lama.
Menurutnya, Presiden Pasoepati tidak bijak dan tidak sportif terhadap dirinya, karena menggeser persoalan uang donatur yang sudah ia siapkan untuk di pertanggung jawabkan ke persoalan lain. Ia juga menuding adanya pemasukan keuangan yang di terima langsung oleh Presiden Pasoepati namun tidak pernah ada kejelasanya. Selama menjabat Menteri Keuangan Pasoepati Lia mengaku hanya menerima uang pemasukan selama bulan Januari – Maret 2021’ Kata Lia menjawab tudingan alasan penonaktifan dirinya.
Padahal pengeluaran uang untuk kegiatan DPP Pasoepati dari bulan Januari sampai dengan Maret 2021sudah mencapai Rp. 38.957.300. Semuanya memakai dana talangan yang di keluarkan dari kantong pribadinya, imbuh Lia dalam keteranganya.
Sebagai bentuk jawaban atas tudingan yang di lontarkan mantan petingginya di Pasoepati, dalam releasenya Milia juga melampirkan rincian pengeluaran keuangan dari mulai bulan Januari hingga Juli 2021 dengan total pengeluaran sebesar Rp 52.463.590. Pemasukan sebesar Rp 43.500.000 sudah termasuk uang dari DPP Pasoepati lama sebesar 5jt. Sehingga jika di jumlahkan minus Rp 9.851.590
Lia menegaskan jika seluruh laporan keuangan sudah ia serahkan ke DPP Pasoepati dan Ketua Majelis Pasoepati. Laporan keuangan lengkap di serahkan ke Wapres Pasoepati. Tak terkecuali bukti nota dan transfer juga di sertakan dalam laporan pengeluaran tersebut.(rls)