Perkelahian Antar Warga di Bontoala Makassar, Kapolsek Kompol Syamsuardi Bantah Keras Pernah Mengeluarkan Kata Provokator

By Admin


nusakini.com - Makassar - Usai Idul Fitri, perkelahian kelompok (perpok) di Kandea Makassar yang dikenal sebagai “Jalur Gaza Makassar” kembali memanas. Lokasi tepatnya di sekitaran kanal perbatasan wilayah kelurahan Baraya kecamatan Bontoala dan Kelurahan Bunga Ejaya kecamatan Tallo kota Makassar

Entah mengapa, meski sudah berkali kali didamaikan, kedua kelompok warga antar wilayah kecamatan ini tidak juga berhenti bertikai. Polisi pun telah maksimal melakukan pengamanan dengan membentuk posko siaga di titik rawan wilayah tersebut.

Sedikitnya, usai lebaran (Mei 2022) tercatat terjadi empat kali perkelahian kelompok di wilayah tersebut, sejumlah rumah warga rusak akibat lemparan batu dan petasan. Bahkan akibat perkelahian kelompok yang terbaru ini, salah seorang aparat polisi sempat terkena busur panah di kaki.

Jadi pemicu perang terakhir, Rabu (8/6/2022) akibat adanga warga jalan Kandea Kecamatan Bontoala yang menjadi korban pemarangan oleh sekelompok pemuda Bunga Ejayya Kecamatan Tallo. 

Ini awal yang disinyalir menjadi pemicu kembali memanasnya pertikaian antar warga tersebut. 

Polsek lalu bertindak mencari warga tersebut dan mengultimatum agar segera menyerahkan diri. 

“Saya memberikan deadline dan penekanan kepada tersangka agar segera menyerahkan diri. Alhamdulillah dengan penggalangan yang kami lakukan dia datang sendiri menyerahkan diri,”ucap Kompol Syamsuardi di ruang kerjanya. Rabu (8/06/2022).

Namun salah satu media harian Kota Makassar menyatakan dirinya menyebut tersangka sebagai provokator dalam kasus perkelahian  kelompok di wilayah Bontoala Makassar tersebut. 

Hal ini dibantah keras oleh Kapolsek Bontoala Kompol Syamsuardi. Dia juga mengklarifikasi bahwa kejadian tersebut bukan perang kelompok tapi kasus penganiayaan. 

“Saya tidak pernah mengucapkan kata provokator. Wartawan media itu sendiri yang menulis begitu judulnya dan saya tidak pernah mengeluarkan statement seperti itu,” kata Kompol Syamsuardi 

Justru dirinya kaget juga kenapa judulnya seperti itu. “Saya sama sekali tidak pernah mengeluarkan pernyataan provokator dalam wawancara tersebut”, pungkasnya. 

Sementara itu, keluarga tersangka mengaku sangat dirugikan atas pernyataan Kapolsek Bontoala di media tersebut. Pasalnya apa yang diucapkan oleh Kapolsek Bontoala tidak mempunyai dasar dan bukti yang kuat.

“Kami sangat keberatan atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Kapolsek Bontoala. Akibat dari penyataannya tersebut keluarga kami terkucilkan di lingkungan masyarakat.” ujar keluarga tersangka. (hd)