Perkuat Peran Perempuan Akhiri AIDS, Kepala Transfusi Darah Sulsel Ingatkan 3 Hal

By Admin


nusakini.com - Makassar – Dalam rangka Memperingati Hari AIDS 2021, Tim Dokter Relawan Andi Amran Sulaiman (DeRAAS) menggelar Webinar bertemakan peran perempuan membangun kesadaran atas bahaya AIDS, jumat 03/12/2021

Ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia ini menghadiri webinar DeRAAS peringatan Hari AIDS tersebut, bertindak sebagai narasumber Prof, Ismail Suardi Wekke Akademisi dan penggiat social, DR. dr. Hj. Fitriah Zainuddin, M.Kes Kepala dinas DP3A Dalduk KB Sulsel, dan Erna Komalaningrum, SSt., SKM., M.Kes (kepala UPTD transfusi darah Sulsel),

Erna Komalaningrum, SSt., SKM., M.Kes kepala UPTD transfusi darah Sulsel, mengungkapkan bahwa di Indonesia pada tahun 2019, kasus Hiv sebanyak 50.282 kasus dan kasus AIDS sebanyak 7..036, Di Sulsel sendiri kasus HIV sebanyak 1. 537 kasus.

“Kita ketahui bersama virus AIDS belum ada obatnya, perlunya pengawasan, proteksi dini dalam bentuk kerjasama program antara pemerintah dan komunitas-komunitas masyarakat” kata Erna mengingatkan.

“Permasalahan yang sering dihadapi masyarakat kita, yaitu faktor biologis yang mana perempuan lebih rentan daripada laki-laki, factor ekonomi yaitu ketergantungan ekonomi, dan perempuan sulit mengontrol diri, penjaja seks”, ungkapnya.

Dia melanjutkan, AIDS merupakan fase akhir hiv berakibat mengurangnya kekebalan tubuh manusia yang berdampak buruk pada kesehatan, Hiv terdapat jumlah besar pada darah, cairan sperma, cairan vagina, HIV jumlah kecil terdapat dalam ASI, air liur, air mata dan air kencing. 

“Terbukti menular melalui, darah, cairan sperma, vagina dan ASI. Penularan HIV juga melalui hubungan seks tidak aman heteroseksual dan homoseksual, melaui darah yaitu tranfusi darah, jarum suntik yang tercemar, Ibu ke bayi melalaui kehamilan, melahirkan, dan menyusui”, papar Erna. 

Perilaku AIDS dapat di cegah yaitu berprilaku seks aman, tidak berbagai alat suntik, skrining darah donor, program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak, dan kewaspadaan standar pada tenaga kesehatan. 

“Strategi dalam penanggulangan HHIV-AIDS, yaitu melakukan puasa seks, saling setia, pakai kondom dengan baik dan benar secara konsisten, hindari sebisa mungkin pemakaian napza; patuh minum obat 100%, edukasi, peralalatan steril, lingkungan kondusif, dan asupan gizi/suplemen, persahabatan (tanpa diskriminasi) dan juga keteladanan”, Kepala UPTD Transfusi Darah Sulsel ini. 

Erna menegaskan Peran perempuan dalam membangun kesadaran bahaya HIV/AIDS, perempuan terlibat dalam penyusunan peraturan daerah, seperti musrembang, untuk menyuarakan kebutuhan perempuan dalam isu pencegahan dan penangulangan HIV/AIDS, 

Menurutnya, perempuan harus terlibat penuh dalam partisipasi pencegahan dan penangulangan HIV/AIDS yang dilakukan oleh pemerintah setempat, dan perempuan harus terlibat penuh dalam pemberdayaan perempuan, seperti PKK, karang taruna, dan Lembaga lainnya

“ini wadah untuk memberikan informasi terkait pencegahan dan penganggulangan HIV/AIDS kepada masyarakat khususnya perempuan”, pesan Erna. 

“Jangan pernah mengorbankan 3 hal yaitu keluarga anda, hati anda dan kewibawaan anda karena keluarga adalah sekolah kepribadian, tempat kita belajar tentang cinta, kesabaran dan pengorbanan”, pungkasnya.

Mengakhiri paparanya, Erna berharap semoga kegiatan Dokter RAAS Indonesia kedepan membuat program-program yang berkolaborasi dengan masyarakat terutama dalam isu-isu kesehatan dan memberikan edukasi kesehatan. (*)