PON XX Papua 2021:Seluruh Kontingen Hadapi 2 Tantangan

By Abdi Satria


nusakini. com-Papua-Pekan Olahraga Nasional (PON XX/2021 Papua akan berlangsung 2-13 Oktober 2021 di Provinsi Papua yang meliputi empat lokasi, Kota Jayapura, Kabupaten Jayaoura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke. Seluruh tantangan akan menghadapi dua tantangan nonteknis yang berat yakni pandemik Covid-19 dan penyakit malaria. Guna meminimalisasi kendala ini, tuan rumah akan memvaksinasi warga setempat dan melakukan “fogging” bagi memberantas penyakit malaria. 

 “Oleh sebab itu, setiap anggota kontingen yang mengikuti PON XX/2021 Papua harus dipastikan telah divaksinasi dan negatif Covid-19,” ujar Ariadi Arsal, salah seorang delegasi Sulawesi Selatan yang menghaadiri “Chief de Mission (CDM) Meeting” di Kota Jayapura, Papua, 6 s.d. 10 April 2021. 

Ariady tidak sendiri ke provinsi paling timur Indonesia itu, tetapi didampingi Prof.Dr.Andi Ihsan, M.Kes, dan Drs. Syamsuddin Umar, M.Si. yang sehari-hari menjabat Ketua dan Wakil Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binres) KONI Sulawesi Selatan.

 Ariady mengungkapkan hasil pertemuan “Chief de Mission” tersebut dalam rapat Panitia Satuan Tugas (Satgas) PON XX/2021 Sulawesi Selatan di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (13/4/2021). Rapat Satgas yang dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 diikuti seluruh panitia dan pertama dilakukan sejak terbentuk Desember 2020. 

Rapat dipimpin Ketua Komite Pengawas H.M.Roem, S.H., M.Si, didampingi Ariady Arsal yang juga anggota Komite Pengawas, Prof.Dr.Musakkir, S.H., M.H. dan Andi Arwin Azis, S.TP, M.Si selaku Wakil Ketua Satgas dan diikuti sejumlah anggota Satgas,

 Menurut Ariady, dalam pertemuan yang berlangsung ketat dan dihadiri langsung PB PON tersebut, Panitia Lokal Papua menyatakan kesiapannya melaksanakan PON XX. Kabupaten dan Kota tuan rumah pelaksanaan PON di Papua menyatakan kesiapannya menyukseskan pesta olahraga empat tahunan ini. 

 “Akomodasi lebih banyak nonhotel, seperti di asrama TNI, Polri, dan Sekolah. Panitia juga menyediakan hotel bintang tiga bagi kontingen,” ujar Ariady.  

 Tuan rumah menyiapkan sarana transportasi dan akomodasi yang disesuaikan dengan lokasi pertandingan setiap kontingen. PON XX diperkirakan diikuti 9.000 atlet orang, namun pada saat pembukaan berlangsung peserta upacara setiap kontingen dibatasi dan diwwakili masing-masing 50 peserta.

Panitia juga menjamin lokasi akomodasi dan pertandingan dapat diakses paling lama 30 menit. Ketika tiba di Bandara Sentani Jayapura, seluruh kontingen akan langsung dipisahkan dari penumpang umum ke Landasan Udara TNI Angkatan Udara Sentani. Bandara. Bandara ini termasuk kelas 1A dan terletak 40 km dari Kota Jayapura.   

 “Papua tetap ingin pertandingan-pertandingan seluruh cabang olahraga PON XX dapat disaksikan dengan semeriah mungkin oleh penonton yang tentu saja sudah menjalani vaksinasi dan bebas Covid,” imbuh Ariady.

 Berkaitan dengan kesehatan kontingen, tuan rumah menyiapkan sedikitnya 9.000 dokter, sementara dari segi keamanan disiapkan 6.000 personel pengamanan yang mayoritas TNI yang di bawah komando (BKO)-kan. Seluruh kontingen memiliki tenaga pengamanan dari unsur TNI Angkatan Darat dan Angkatan Udara.

 Prof. Andi Ihsan, dari Binpres Satgas PON XX Sulsel yang juga termasuk delegasi “CDM Meeting” mengatakan, kondisi faktual di Papua terbagi ke dalam empat klaster, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimima, dan Kabupaten Merauke. Di Kota Jayapura dipertandingkan 16 cabang olahraga (cabor) dan Sulsel mengikuti 13 cabur. Di Kabupaten Jayapura 14 cabor dan Sulsel mengikuti 11 cabur. Di Kabupaten Mimika 9 cabor, Sulsel mengikuti 7 cabor, dan di Merauke dipertandingkan 6 cabor dan Sulsel hanya mengikuti 3 cabor. 

 “Guna memudahkan mobilisasi kontingen dan menghindari kepdatan di Kota/Kabupaten Jayapura, pada saat kedatangan, para atlet sebaiknya langsung menuju klasternya masing-masing. Apalagi hanya tersedia satu ruas jalan antara ibu kota Kabupaten Jayapura dengan Kota Jayapura ,” Prof. Ihsan memesankan. 

 Pada PON XX/2021 Papua populasi jumlah atlet, pelatih, dan panitia bisa mencapai 19.000 orang. Akomodasi dan konsumsi para anggota kontingen ditanggung H-3 dan H+2, sehingga jika ada atlet/kontingen yang tiba lebih awal dari jadwal tersebut di luar tanggungan panitia setempat Pada klaster khusus panitia menyediakan transportasi dalam jumlah terbatas. 

 Sulawesi Selatan pada PON XX/2021 Papua ini mengikutkan 201 atlet dengan 65 ofisial yang terdiri atas pelatih, asisten pelatih, dan mekanik. Total kontingen Sulsel 265 orang, belum termasuk anggota Satgas PON yang dipimpin Abdul Hayat yang juga menjabat Sekretaris Provinsi sebanyak 38 orang.  

 Kendala utama yang dihadapi para atlet PON XX Sulsel ini, kata Prof.Ihsan, adalah ketersediaan dana transpor latihan mereka yang sudah berjalan sejak Januari 2021. Target Sulsel pada PON XX ini tidak berubah, 10 besar, namun harus diimbangi dengan ketersediaan finansial transportasi atlet dan penyediaan peralatan yang harus dipesan dengan berbagai ragamnya. 

 Ketua Komite Pengawas Satgas Moh.Roem setelah mendengar laporan delegasi Sulsel ke “CDM Meeting” PON XX Papua mengharapkan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel Andi Arwin Azis segera menindaklanjuti permasalahan finansial yang dihadapi.

 “Coba maksimalkan alokasi yang ada di KONI dan Dispora. Dan perlu ada prioritas dan sejatinya sudah harus ada alternatif disesuaikan dengan kondisi yang ada,” mantan Ketua DPRD Sulsel itu menambahkan. 

 Prioritas yang dimaksudkan, kata Roem, termasuk atlet yang harus diberangkatkan, yaitu dengan melihat peluang yang dapat dicapai oleh atlet tersebut.

“Kalau hanya untuk merebut perunggu saya kira tidak perlu. Di Makassar juga banyak perunggu,” Roem mengingatkan meski bernada kelakar.

Kepala Dispora Sulsel Andi Arwin Azis menjelaskan, kebutuhan alokasi anggaran Kontingen Sulsel untuk PON XX Papua Rp 30 miliar yang terdiri atas jalur dana KONI Rp 20 miliar dan Dispora Rp 10 miliar. Dia mengakui hingga saat ini belum ada kebutuhan tahun 2021 yang terbayarkan karena pemerintah Provinsi Sulsel masih berkutat menyelesaikan utang tahun 2020 yang belum terbayar. 

“Secepatnya harua ada realisasi. Proses dana hibah saat ini masih direview oleh Inspektorat,” ujar Arwin, kemudian menambahkan, akan mengusahakan hasil “recofusing” anggaran di instansinya dapat dialokasikan untuk PON, namun sampai saat ini belum ada penyampaian. 

Wakil Ketua Satgas, Prof.Musakkir menegaskan, jika kemudian Sulsel harus menambah jumlah atlet yang diberangkatkan, itu akan berimplikasi pada penambahan besarnya anggaran. Sementara anggaran yang sudah dialokasikan belum termasuk biaya transportasi kontingen. 

Melalui dua kali tes yang dilaksanakan, meliputi tes fisik, kesehatan, dan kecabangan, kata Musakir, atlet Sulsel sudah memiliki rekam jejak data kelebihan dan kekurangannya. Data atlet tersebut sudah terekam dengan baik. 

“Rekam jejak data atlet ini akan menjadi filter yang selektif bagi para atlet,” Musakkir menjelaskan 

Dr.Nukhrawi Nawir, M.Kes, AIFO, yang juga Binpres Satgas mengatakan, masih diperlukan latihan yang signifikan guna meningkatkan VO2MAK (volume maksimal O2 yang diproses oleh tubuh seorang atlet pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter pe menit atau militer/menit.kg berat badan) para atlet. 

“Saat ini masih sedikit atlet yang mampu mencapai VO2MAX yang maksimal sesuai standar nasional, 50,” ujar Nukhrawi Nawir.   

 M.Dahlan Abubakar yang bersama Amson Padolo dan Jabal Nur dipercayakan sebagai Humas, Protokol, dan Acara Satgas PONXX Sulsel menjelaskan, para atlet tetap berlatih lima hari seminggu di lokasi “Condition Training” KONI Sulsel dengan tetap menerapkan prokotol kesehatan pandemik Covid-19. (*).


Humas Satgas PON XX/2021 Papua Kontingen Sulsel