Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah Pascagempa NTB

By Admin


nusakini.com - Taliwang – Presiden Joko Widodo menyerahkan secara langsung stimulan bantuan pembangunan rumah kepada masyarakat terdampak gempa bumi di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Kamis (18/10/2018). Bantuan ini diperuntukkan untuk warga yang rumahnya rusak pascagempa yang menguncang Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu.  

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menyampaikan di hadapan Presiden Jokowi telah hadir 2.081 warga penerima bantuan pembangunan rumah di KSB. Willem juga mengatakan bahwa hadir juga agen-agen gotong royong, perwakilan dari BRI dan 150 warga penerima bantuan dari Sumbawa.

Dikutip dari rilis Sekretariat Presiden, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo menyerahkan langsung buku tabungan stimulant pembangunan rumah bagi korban gempa di Kantor Bupati Sumbawa Barat. Selanjutnya Presiden Jokowi menuju Kecamatan Pototano, Kabupaten Sumbawa Barat untuk meninjau pembangunan Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Presiden memulai perjalanan dari Kabupaten Lombok Tengah menuju Sumbawa Barat pada hari ini (18/10/2018).  

Dalam proses administrasi pemanfaatan dana bantuan pemerintah, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk menyederhanakan proses tersebut. Proses yang dimaksud yaitu prosedur pengambilan uang yang sudah diberikan dan tetap memperhatikan prinsip akuntabilitas serta tata kelola pemerintahan yang baik. 

Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mensyaratkan penyaluran bantuan untuk pembangunana rumah yang rusak melalui kelompok masyarakat (pokmas) yang dibentuk di tingkat kecamatan. Rilis yang dikeluarkan oleh KemenPUPR bahwa pembentukan pokmas tersebut untuk menjamin akuntabilitas, penerima bantuan tepat sasaran adalah korban bencana yang rumahnya rusak berat. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan bahwa prosesnya dari BNPB ke BPBD kabupaten, kemudian disampaikan ke rekening warga, yang membentuk pokmas. Warga menyerahkan kuasa kepada pokmas untuk membeli bahan bangunan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan. 

“Dengan adanya pokmas, warga jadi saling mengecek penyalurannya, dipastikan untuk rumah yang rusak berat dan memastikan uang bantuan dipakai untuk membangun kembali rumah warga,” papar Basuki yang dikutip dari rilis KemenPUPR kemarin (17/10/2018). 

Saat ini telah terbentuk 430 pokmas korban bencana gempa NTB dimana setiap pokmas beranggotakan 10 sampai 20 orang. Seperti yang telah diperintahkan Presiden Jokowi, format pencairan dana perbaikan rumah sebagai bagian dari prosedur telah disederhanakan menjadi 1 formulir. Presiden Jokowi mengapresiasi Pemerintah Lombok Timur telah membentuk 204 Pokmas dan 121 Pokmas di antaranya atau setara 2.200 KK sudah cair ke rekening Pokmas, agar dapat dilanjutkan hingga tuntas.

Salah satu catatan terkait proses rehabilitasi dan rekonstruki, khususnya pembangunan kembali rumah warga pascagempa NTB, yaitu pilihan warga untuk membangun rumah tahan gempa, apakah itu RISHA atau dengan teknologi lain seperti Rumah Instan Kayu (RIKA), Rumah Kayu dan Konvesional (RIKO). Presiden berpesan kepada masyarakat penerima bantuan, bebas memilih tipe-tipe rumah tadi, dan jika ada dana lebih dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas rumah mereka, seperti untuk dapur, kamar mandi, dan lain-lain. Seluruh proses dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan rumah akan didampingi rekan-rekan fasilitator dari Kementerian PUPR.

RISHA sendiri merupakan rumah layak huni dan dapat dibangun secara cepat. Keunggulan teknologi RISHA antara lain cepat, murah, ramah lingkungan, tahan gempa, knockdown, ringan, dan dapat dimodifikasi menjadi bangunan dengan fungsi lain. 

Serangkaian gempa yang berawal pada 29 Juli 2018 lalu menguncang beberapa wilayah di Pulau Lombok dan Sumbawa. Puluhan ribu rumah ruska dengan kategori rusak berat, sedang dan ringan. Data verifikasi rumah rusak di Lombok mencapai 180.163 unit, dari jumlah tersebut 179.663 telah di-SK-kan dan sisanya belum, sedangkan Sumbawa 24.940 unit yang semuanya telah di-SK-kan. Jumlah rumah rusak terbanyak berada di Lombok Utara 70.017 unit, Lombok Barat 44.014, Lombok Timur 6.656, Lombok Tengah 2.884, dan Mataram 2.396; sedangkan Sumbawa 1.436 dan Sumbawa Barat 1.126. (p/ma)