Produk Organik Indonesia Kebanjiran Order dari Jerman

By Admin

nusakini.com-- Produk kopi, teh, dan kakao Indonesia berhasil memikat para buyer  dari berbagai negara. Salah satu order potensial datang dari buyer Jerman, Koawach, yang berniat  mengimpor 100 ton kakao organik varietas Trinitario dari Flores dan Aceh untuk dipasarkan di Jerman. Transaksi itu terjadi di pameran COTECA 2016 yang diselenggarakan pada 7-9 September 2016 lalu di Hamburg, Jerman. 

“Estimasi total transaksi dan kontak dagang Paviliun Indonesia sebesar USD 5,45 juta. Produk yang paling diminati adalah kakao organik, teh organik (teh hijau dan teh oolong), dan kopi (biji kopi hijau dan specialty),” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Arlinda, Rabu (21/9), di Jakarta. 

Koawach adalah produsen bubuk minuman coklat berenergi yang memasok ke lebih dari 200 toko dan kafe di Jerman serta menjual produknya secara online. Memulai usaha sejak 2014, Koawach  dengan produk premiumnya menggunakan bahan baku 100% kakao natural dan mengusung  fair trade.

Per tahun, Koawach membutuhkan kakao varietas Trinitario sebanyak 200 ton yang  selama ini disuplai dari Kolombia. Kini Koawach tengah mencari alternatif untuk memasok 50%  dari kebutuhannya. 

Produksi kakao di dunia terdiri dari tiga varietas, yaitu Forestero, Trinitario, dan Creolo. Produk dengan skala terbesar dalam industri kakao adalah Forestero (85% dari total produksi dunia), Trinitario (13% dari total produksi kakao dunia,) dan Creolo (3% dari total produksi kakao dunia). 

Indonesia mampu memproduksi dan memasok jenis kakao premium yang peredarannya sekitar 13% dari total produksi kakao dunia.  Produk-produk organik yang memiliki sertifikat sangat diminati. Selain kakao organik, produk yang  diminati di Paviliun Indonesia adalah gula kelapa organik, bumbu organik, serta teh hijau dan teh  hitam organik.

Teh hijau dan teh hitam dalam bentuk tea bag cut juga meraih pesanan sejumlah  30 ton dari buyer Jerman untuk 2017. “Sertifikasi organik penting untuk dimiliki sebab perusahaan yang bersertifikat organik memiliki peluang lebih besar untuk memasok produk ke Eropa. Buyer yang datang adalah buyer pasar ceruk yang mencari produk untuk dipasarkan di toko-toko premium, dengan harga di atas kebanyakan retailer,” imbuh Arlinda. 

Paviliun Indonesia menampilkan 12 perusahaan yang memproduksi specialty coffee, kakao organik, teh organik, serta bumbu dan rempah organik. Selama tiga hari pameran, Paviliun  Indonesia yang diprakarsai Ditjen PEN, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg, KJRI  Hamburg, dan KBRI Berlin ini dikunjungi oleh lebih dari seribu pengunjung bisnis. Pengunjung  datang dari berbagai negara, antara lain dari Jerman, Denmark, Inggris, Spanyol, Italia, India, RRT, Singapura, Taiwan, Kongo, Kenya, dan lain-lain.(p/ab)