Pruduksi Jagung 2015 Melonjak Signifikan

By Admin


JAKARTA - Pada 1 Maret 2016 BPS merilis Angka Sementara (ASEM) produksi jagung mencapai 19,6 juta ton atau naik 3.17% dibandingkan 2014. Peningkatan produksi ini diperoleh dari meningkatnya produktivitas menjadi 5,17 ton/ha (naik 4,54%). 

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kementerian Pertanian Suwandi, kinerja produksi jagung ini berkat berbagai terobosan kebijakan dan program Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang telah berhasil dan berdampak nyata menambah pendapatan bagi 20,2 juta petani jagung dan mencukupi kebutuhan pakan ternak bagi 428 ribu peternak ayam ras.

“Program kegiatan 2015 yang sedang meluncur akan berdampak pada produksi 2016.  Selanjutnya peningkatan produksi jagung 2016 juga akan didorong dengan paket program 2016 mencakup bantuan benih jagung hibrida 1,5 juta ha dan alat tanam corn-transplanter.  Bentuk alat tanam jagung disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasan petani setempat. Areal pengembangan jagung diprioritaskan pada 10 sentra diantaranya: Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Jawa Barat”, tuturnya, Rabu (3/3/2016).

Estimasi kebutuhan jagung untuk peternak lokal self mixing dengan asumsi usia ayam produktif sebesar 80% dari populasi, maka total jagung untuk self mixing minimal 6,5 juta ton.  Angka ini juga sesuai dengan data hasil survei bahwa kebutuhan pakan ternak lokal 6,61 juta ton atau 32% dari produksi jagung.

Ditambahkannya, berdasarkan survei Kementan mengenai penggunaan jagung 2015, bahwa jagung hasil petani disalurkan dengan sebaran ke pedagang sebanyak 86%; ke peternak 5%, ke pabrik pakan 5% dan penggilingan dan lainnya 4%.  Selanjutnya peternak ayam petelur membeli jagung 67% dari pedagang, 23% dari petani dan selebihnya dari budidaya sendiri dan lainnya.

“Guna memenuhi kebutuhan industri pakan ternak, maka pabrik pakan diarahkan memproduksi jagung sendiri dengan cara membuka lahan untuk jagung. Kementerian Pertanian telah berupaya menyiapkan lahan areal hutan 500 ribu hektar dan lahan Perhutani 265 ribu hektar serta memberi kemudahan bagi industri membangun agribisnis jagung skala luas (corn estate), pola bermitra dengan petani dan terintegrasi dengan industri pakan”, kata Suwandi.

Untuk itu industri pakan diminta bekerja keras memproduksi jagung sendiri dan tidak mengandalkan jagung impor, mengingat potensi lahan dan sumberdaya sangat tersedia.  Ini merupakan solusi permanen dalam rangka pemenuhan kebutuhan pakan ternak.* (mk)