PT POS Terus Merugi, Pejabat Daerah Siap Lepas Jabatan
By Admin
nusakini.com - Sebanyak 23 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan menelan kerugian hingga kuartal III 2017. PT POS Indonesia (Persero) salah satu di antaranya.
PT Pos disebut menyumbang kerugian USD 0,564 miliar hingga kuartal III 2017. Meski tak sebanyak kerugian PT Garuda Indonesia Persero (TBK) yang mencapai USD 2.958,151 miliar, kerugian PT POS menandakan BUMN ini masih belum sehat.
Kondisi ini perlu diseriusi, sebab sampai kapan PT POS akan seperti ini? Sementara, di sisi lain "gempuran" para rival yang jauh lebih maju dari sisi pelayanan dan teknologi kian massif.
Oleh karena itu, karyawan dan pejabat PT POS di daerah meminta kantor pusat lebih serius dan fokus menambal kebocoran secara nasional.
"Kita belum maksimal," tutur Kepala Kantor POS Pariaman, Hendri Joni, Senin (11/12/2017).
"Kalau kita sih, gini, ini kan yang kita layani sangat banyak. Selain produk kita sendiri, ada juga produk yang lain.
Kalau kita sih fokus sajalah di produk inti kita, full di sana, kemudian tentu dengan penataan SDM yang profesional," sambung pengurus Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) ini.
Menurut Hendri, jika tidak segera melakukan perbaikan, PT POS akan kalah terus dalam bersaing. Dampaknya, tentu saja, kerugian tak kan berujung.
"Kita fokus saja ke bisnis inti, pengiriman surat dan paket. Intinya jasa pengiriman ini harus kita perkuat lagi. Untuk bisa menambah mutu, kualitas, kecepatan, supaya bisa bersaing. Itu yang perlu yang harus kita perkuat," tambah Hendri yang juga mantan Kepala POS Langsa, Aceh.
Pria kelahiran Padang, 2 Juni 1969, menilai, harapan PT POS untuk bangkit dari keterpurukan masih ada, asal ada perbaikan kebijakan di tingkat pusat, agar lebih serius dan fokus.
"Kalau kita lihat dari peluang bisnis perposan, (peluang) masih (besar), masih, cuma bagaimana ini kita percaya diri dengan produk kita sendiri, bagaimana kita bisa mengelola mutu dengan baik," tutur Hendri.
Selaku pengurus SPPI, Hendri bertekad untuk terus menjadi mitra strategis manajemen PT POS Indonesia dalam mengawal dan memperkuat perusahaan.
Tetapi, jika kondisi tersebut hanya didiamkan dan tak segera dibenahi oleh pusat, Hendri mengaku siap lepas jabatan dan banting setir ke pekerjaan lain.
"Kalau ada tawaran pindah, ya kita pindah. Dua tahun terakhir perusahaan kita juga ini merasakan, apalagi online shop juga berkembang. Tapi, kita masih berharap ada perbaikan," tuntasnya. (*/p/ma)